REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditangkapnya Lurah Ceger, Fanda Fadly Lubis, oleh Kejaksaan Negeri karena kasus korupsi sungguh mengejutkan. Pasalnya, lurah tersebut merupakan lurah yang didapat dari hasil lelang jabatan.
Meski demikian, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku tidak merasa kecolongan. Pria yang akrab disapa Jokowi itu hanya mengatakan, Pemprov tidak bisa mengontrol perilaku setiap orang. "Sulit juga kita mengontrol mentalitas. Kita ingin melihat aparat-aparat kita melayani, tapi kalau ada satu dua seperti itu ya wilayah hukum lah," ujarnya kepada wartawan, Senin (14/10).
Menurut Mantan Walikota Solo itu, apabila dalam seleksi diketahui Lurah Fanda memiliki rekam jejak yang buruk, tentu tidak akan diloloskan. Meski demikian, ia mengatakan akan tetap mengadakan seleksi terbuka untuk jabatan lurah dan camat selanjutnya. Sebab, menurut dia, lelang jabatan merupakan bagian dari proses pembenahan kualitas aparat negara. Karenanya, Jokowi mengatakan, perlu waktu agar semua jabatan di pemerintahan ditempati oleh orang yang benar-benar tepat.
Jokowi juga mengatakan, Lurah Fanda langsung dinonaktifkan dari jabatan, dan dia akan segera mencari penggantinya. Lurah Ceger Fanda Fadly Lubis dan Bendhgara Kelurahan Ceger Zaitul Akmam ditangkap oleh Kejaksaan Negeri karena kasus korupsi pada Jumat (11/10). Keduanya diduga melakukan penyelewengan dana APBD tahun anggaran 2012 senilai Rp 450 juta.