REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Sosok Bunda Putri yang percakapannya dengan Luthfi Hasan Ishaaq tersadap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), lahir di Jambi. Namun, dia besar di Kabupaten Kuningan.
Berdasarkan Kartu Keluarga (KK) bernomor 01991/13.2015/2006, Bunda Putri tercatat sebagai warga RT 18, RW 05 Jalan Cinangka, Dusun Wage, Desa/Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan Jawa Barat. Dalam KK yang dimiliki Ketua RT 18, Didi Supriadi itu, Bunda Putri memiliki nama lengkap Enon Nurlaela Saputri.
Enon lahir di Jambi, 27 April 1963. Dia memiliki satu orang anak bernama Feni Farnita Saputri, yang lahir di Bandung, 2 November 1980.
Selain itu, Bunda Putri tercatat sebagai anak dari pasangan H Nazarudin dan Hj As'ariyah. Sementara anaknya Feni, tercatat sebagai anak dari pasangan Dedi Apriadi dengan Enon Nurlaela Saputri.
''Padahal setahu saya, ayah Feni itu orang bule. Tapi tidak tahu dari negara mana,'' ujar Ketua RT 18 RW 05, Desa/Kecamatan Cilimus, Didi Supriadi.
Di KK tersebut, Bunda Putri memiliki latar belakang pendidikan SLTA. Sedangkan Feni berlatar belakang pendidikan S1. Menurut Didi, perempuan yang dikenal warga dengan nama Bu Enon itu bersekolah di SMP dan SMA di Kecamatan Cilimus.
Namun, dalam KK yang berlaku hingga 17 April 2011 dan dicap serta ditandatangani Camat Cilimus, Drs H E Durahman itu, Bunda Putri tercatat sebagai kepala keluarga, dengan status perkawinan janda.