Rabu 16 Oct 2013 06:28 WIB

AS Desak Oposisi Suriah Ikut Bahas Perdamaian

Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Ja'afari, berbicara di depan wartawan di markas besar PBB, New York, 12 September 2013
Foto: AP PHOTO
Duta Besar Suriah untuk PBB Bashar Ja'afari, berbicara di depan wartawan di markas besar PBB, New York, 12 September 2013

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) membujuk kelompok oposisi Suriah untuk mengikuti rencana pembicaraan perdamaian dengan menyatakan bahwa keikutsertaanya penting, kata seorang pejabat AS.

Dewan Nasional Suriah (SNC), yang merupakan kelompok terbesar dalam koalisi penentang Suriah, mengatakan pada akhir pekan bahwa pihaknya tidak akan menghadiri pembicaraan yang telah direncanakan pada bulan depan. SNC menyatakan akan keluar dari kelompok utamajika hal itu terjadi.

"Ada banyak hal yang harus diselesaikan dalam proses itu. Situasi di lapangan menantang," kata wanita juru bicara Departemen Luar negeri AS, Jan Psaki. "Tapi kami terus menekan oposisi supaya ikut ke konferensi jenewa," kata dia kepada wartawan.

Ketua SNC, George Sabra, mengatakan kepada AFP pada Ahad bahwa tidak mungkin melakukan perundingan sementara rakyat menderita. "SNC yang merupakan kelompok terbesar dalam koalisi, telah mengambil sikap tegas ... tidak akan pergi ke Jenewa karena situasi yang terjadi saat ini," kata Sabra.

Pembicaraan perdamaian yang disebut Jenewa II pertama kali diadakan pada Mei tetapi ditunda beberapa kali karena perselisihan internal di dalam tubuh oposisi mengenai negara-negara mana saja yang ikut ke meja perundingan.

Duta Besar AS untuk Suriah, Robert Ford, telah bekerja erat dengan oposisi dan membujuk kelompok itu menghadiri perundingan di Jenewa, kata Psaki. Setelah pembicaraan di sela Sidang Umum PBB bulan lalu, diumumkan bahwa PBB dan mitra-mitra internasisonalnya sekarang berharap akan mengadakan pembicaraan pertengahan November yang bertujuan membuat arah menuju transisi politik di Suriah.

Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan pada Senin setelah pembicaraan di London dengan utusan khusus Liga Arab-PBB Lakhdar Brahimi bahwa sudah mendesak waktunya untuk menetapkan jadwal (pertemuan). "Bagi kami, AS sangat berkomitmen berusaha sangat segera untuk menetapkan jadwal waktu," kata Kerry.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement