REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham Twitter akan diperdagangkan di New York Stock Exchange (NYSE). Dokumen yang dirilis pada Selasa (15/10) menunjukkan bahwa manajemen Twitter berusaha menjauhkan diri dari bursa saham teknologi Nasdaq yang memperlihatkan masalah besar dalam debut pasar Facebook pada 2012. "Kami bermaksud untuk mencatatkan saham biasa di New York Stock Exchange di bawah simbol 'TWTR'," ujar laporan terbaru Twitter kepada Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS.
Laporan terbaru juga mengatakan pengguna aktif bulanan Twitter telah tumbuh menjadi 232 juta, naik dari 218 juta pada 30 Juni. Dikatakan perusahaan kehilangan 133 juta dolar AS dalam sembilan bulan pertama 2012 pada pendapatan 422 juta dolar AS, memperbarui angka sebelumnya.
Twitter juga mengungkapkan kontrak baru dengan kepala eksekutif Dick Costolo bernilai sekitar 11,5 juta dolar AS, sebagian besar dalam saham. Dan wakil presiden senior untuk teknik, Christopher Fry, akan mendapatkan 10,4 juta dolar AS, terutama dalam bentuk saham.
Twitter pertama kali mengungkapkan penawaran umum perdana (IPO)-nya dalam pengajuab yang dirahasiakan pada bulan lalu, dan pada awal Oktober mengungkapkan akan berusaha untuk menghimpun dana satu miliar dolar AS untuk platform perpesanan populer besar-besarannya. Keputusan Twitter untuk mencatatkan sahamnya di NYSE datang setelah kekacauan Nasdaq merusak penerbitan saham Facebook senilai 16 miliar dolar AS pada Mei 2012, penawaran umum perdana yang paling hangat ditunggu di pasar AS dalam beberapa tahun terakhir.
Bursa Nasdaq tahun ini setuju untuk membayar denda sebesar 10 juta dolar AS untuk gangguan perdagangan tersebut. Nasdaq juga menghadapi tuntutan hukum dari investor yang mengklaim masalah tersebut menyebabkan kerugian ketika mereka tidak dapat melakukan perdagangan.