REPUBLIKA.CO.ID, HARARE -- Dinas Margasatwa dan Taman Nasional Zimbabwe, Selasa (15/10), mengatakan lebih dari 100 gajah dibunuh oleh pemburu gelap dengan mengunakan sianida beracun di salah satu suaka gajah utama di Afrika selama dua bulan belakangan.
Jumlah gajah yang mati telah mencapai 90 lebih banyak dibandingkan satu pekan sebelumnya, tapi pihak berwenang menemukan selusin lagi bangkai gajah di satu tempat yang berjarak 38 kilometer dari kamp utama di Taman Nasional Hwangwe pada akhir pekan lalu.
Pihak berwenang menduga tindakan meracuni gajah secara massal dilakukan oleh gerombolan kedua pemburu liar, kata beberapa pejabat di dinas margasatwa. Sejauh ini, 13 gading gajah disita dan dua tersangka ditangkap, kata para pejabat tersebut, seperti dilansir dari Xinhua, Rabu (16/10).
Meski pun pada masa lalu, pemburu gelap menggunakan senapan untuk melumpuhkan hewan itu untuk mengambil gadingnya, lebih banyak kasus penggunaan racun telah muncul. Pemburu gelap menggunakan sianida mematikan di kubangan air tempat gajah yang kehausan biasanya minum selama musim kemarau antara Mei-November.
Kelompok pecinta pelestarian alam mengatakan, perburuan seperti itu kejam dan praktik tersebut membunuh bukan hanya gajah tapi juga hewan lain di seluruh ranai makanan itu. Dalam paling akhir penggunaan racun, delapan burung bangkai,predator pertama yang menjadi korban, juga ditemukan mati keracunan.
Tiga pemburu gelap yang menggunakan racun telah dijatuhi hukuman 16 tahun penjata tapi otak sindikat perburuan gelap tersebut, yang diduga seorang pengusaha Afrika Selatan, masih berkeliaran. Zimbabwe adalah habitat bagi sebanyak 120 ribu gajah Afrika, dan 40 persen hewan itu hidup di Hwangwe, taman nasional terbesar ketiga di Afrika.