REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan China Investment Corporation Ltd (CIC) menyepakati harga jual atas 45 persen saham PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) sebesar 257 juta dolar AS. Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava mengungkapkan nilai ini mewakili rata-rata tertimbang volume atas saham BRMS. "Atau nilainya sekitar Rp 268 per lembar saham," kata Dileep, Rabu (16/10).
Pengalihan 42 persen saham milik perseroan di BRMS yang merupakan anak usahanya ini akan dilakukan berdasarkan perjanjian jual beli bersyarat. Pada masa penyelesaian (closing date), seluruh saham akan dialihkan melalui crossing di pasar negosiasi dan pemindahbukuan atas saham tersebut dari sub rekening atas nama BUMI ke sub rekening CIC. Pada saat yang sama CIC akan menerbitkan surat pelunasa dan pembebasan atas jumlah terutang senilai 257 juta dolar AS.
Penyelesaian transaksi ini akan bergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS) BUMI. "Transaksi diharapkan selesai di akhir November 2013," kata Dileep.
Terkait pengalihan saham PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebesar 19 persen, Dileep mengatakan KPC akan menerbitkan saham baru yang ditawarkan kepada seluruh pemegang saham. Sebagian jumlah saham akan diambil bagian oleh perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh perusahaan (Newco). Seluruh saham Newco akan dialihkan ke CIC dengan nilai transaksi sebesar 950 juta dolar AS.
Selain persetujuan RUPS KPC, right issue ini juga tunduk pada persetujuan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Transaksi ini juga diharapkan selesai November 2013.
Terkait rencana right issue BUMI, perseroan akan memasukkan pernyataan pendaftaran ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir Oktober 2013. Proses pelaksanaan right issue ini akan mengikuti peraturan pasar modal. "Dalam rangka right issue, CIC bertindak sebagai pembeli siaga," ujar Dileep.
Dampak dari pengalihan saham BUMI dan BRMS akan menurunkan bunga yang dibayarkan perseroan di masa datang. Sampai saat ini performa laporan keuangan konsolidasi atas transaksi masih dalam tahap peninjauan oleh pihak independen.