Rabu 16 Oct 2013 13:43 WIB

DMSI Terus Tangkal Isu Negatif Terkait CPO

Rep: Muhammad Iqbal/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Pekerja memanen tandan buah segar kelapa sawit. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) dari negara-negara produsen seperti Indonesia maupun Nigeria kerap dilanda kampanye hitam (black campaign) di kancah perdagangan global. Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DSMI) Derom Bangun menambahkan pihaknya selalu menyampaikan fakta-fakta terkait CPO sebagai penangkal dari kampanye-kampanye hitam itu. Demikian disampaikan Derom pada konferensi pers acara Konferensi Pengembangan Industri Minyak Sawit 2013 di Jakarta, Rabu (16/10).

Selain itu, Derom mengatakan kerja sama dengan negara-negara penghasil sawit asal Afrika seperti Nigeria dan Pantai Gading untuk menangkal isu-isu negatif terus dilakukan. "Itu tertuang dalam Deklarasi Abidjan. Semua sepakat bersatu menghadapi tuduhan yang menyulitkan petani swait.  Kita sama-sama berkomitmen untuk memperkuat kerja sama itu," paparnya.

Sedangkan dari sisi kesehatan, Derom menyebut di dalam CPO terdapat kandungan mikronutrien yang dapat mencegah kanker. "Sebenarnya kami berharap Kementerian Kesehatan bisa meneliti dan memberikan pembuktian agar isu-isu yang merugikan semacam itu bisa ditangkis," ujar Derom. 

Menteri Riset dan Teknologi Gusti Hatta menambahkan penelitian terkait kelapa sawit terus dilakukan oleh institusinya. Terdapat Pusat Penelitian Kelapa Sawit di bawah Kemenristek yang tengah mengkaji agar industri kelapa sawit bersifat zero waste. "Ujung-ujungnya diharapkan zero pollution," kata dia. 

Gusti tak menampik, diperlukan guideline dalam hal pelibatan pihak asing dalam penelitian kelapa sawit. "Sebab jika hanya kita yang meneliti, dianggap hanya klaim sepihak. Bila perlu penelitiannya juga dimasukkan ke dalam jurnal internasional agar mereka percaya," ujar Gusti. 

Secara keseluruhan, Gusti mengajak seluruh pihak bersatu padu agar CPO diterima dan tidak dilanda sentimen dagang negatif. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement