REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Tiga gol tercipta di Stadion Nacional Julio Martinez, kala Chile menerima lawatan Ekuador di laga pamungkas babak kualifikasi Piala Dunia 2014 zona Amerika Selatan, Rabu (16/10) pagi WIB. Walau Ekuador kalah 1-2 dari Chile, namun Ekuador bersama tim tuan rumah berhak mengikuti jejak Argentina, Kolombia, dan Brasil yang melaju ke putaran final Piala Dunia 2014.
Pelatih Chile, Jorge Sampaioli, pun mengaku terkejut dengan pencapaian anak-anak asuhnya ini. Kendati begitu, pelatih yang menggantikan Claudio Borghi itu tetap bertekad membawa Chile beprestasi di putaran final kesembilan kalinya dalam sejarah mereka.
''Tim ini benar-benar menjadi tim yang kuat. Sekarang kami harus bisa berkembang untuk bisa melaju sejauh mungkin di Piala Dunia. Saya tidak pernah membayangkan keberhasilan ini, saya bahkan tidak bisa mengukur keberhasilan ini,'' kata Sampeoli seperi dikutip Supersport, Rabu (16/10).
Bahkan bukan tidak mungkin, kata Sampeoli, Chile bisa mengulang prestasi terbaiknya di Piala DUnia 1962. Saat itu, Chile yang bertindak sebagai tuan rumah mampu menembus posisi tiga besar turnamen sepak bola paling bergengsi sejagat tersebut. Tekad ini juga diungkapkan penyerang Barcelona asal Chile, Alexis Sancez.
''Ini semua belum berakhir. Saya masih ingin menjadi juara dunia, kata salah satu pencetak gol di laga kontra Ekuador tersebut, seperti dikutip DPA West Australian News, Rabu (16/10).
Sementara buat Ekuador, keberhasilan lolos ke Piala Dunia ini didedikasikan buat eks penyerang Ekuador, Christian Benitez. Mantan penyerang Birmingham itu harus tutup usia lantaran mengalami gagal jantung pada Juli silam.