Rabu 16 Oct 2013 16:57 WIB

Akil Bantah Temui Gubernur Banten di Singapura

Akil Mochtar
Foto: Adhi Wicaksono/Republika
Akil Mochtar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Mahkamah Konstitusi non-aktif Akil Mochtar membantah melakukan pertemuan dengan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah dan adiknya, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan di Singapura.

"Pak Akil bilang tidak pernah ada pertemuan di Singapura. Kalau memang ada fakta-fakta secara insiden bisa saja kita pergi ke sana yang lain ada di sana, bisa saja waktunya sama," kata pengacara Akil, Otto Hasibuan, usai menjenguk Akil di rumah tahanan KPK, di Jakarta, Rabu (16/10).

Dikabarkan sebelumnya, Akil Mochtar melakukan pertemuan dengan Ratu Atut dan Wawan sebelum terjadi penangkapan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Bahkan, menurut informasi terjadi beberapa kali persinggungan waktu yang sama antara Akil, Ratu Atut, dan Wawan di Singapura.

Otto yang baru mengklarifikasi kabar tersebut kepada Akil pun membantah. Menurut keterangan Akil yang disampaikan kepada Otto, Akil pergi ke Singapura untuk berobat.

"Itu ke Singapura pertama kali berobat dan itu dinas karena bersama ajudannya. Dan ajudannya juga sudah diperiksa KPK tentunya," jelas Atut.

Ia menambahkan, "Kalau dia mau bertemu orang lain pastinya kan dia sendiri, ini resmi berobat. Pertama kali berobat tinggal, kemudian check up kedua kalinya."

Disinggung soal kabar Akil, Ratu Atut, dan Wawan yang pernah satu pesawat, Otto kembali menegaskan bahwa Akil membantah hal tersebut.

"Tidak pernah bersama-sama, dia tidak tahu juga kalau satu pesawat. Bisa saja kan kita sama-sama di pesawat tapi tidak tahu. Yang pasti kalau hari-nya bersamaan, dia tidak tahu," ujar Ketua Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) itu.

Meskipun begitu, Otto menuturkan bahwa Akil mengakui kenal dengan Ratu Atut. "Kenal antara gubernur dan Ketua MK saja," kata Otto.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement