Kamis 17 Oct 2013 07:33 WIB

Film 'Lovely Man' Disambut Meriah di London

Red: Hazliansyah
Donny Damara dalam Lovely Man
Donny Damara dalam Lovely Man

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Film Lovely Man karya sutradara Teddy Soeriaatmadja yang dibintangi Raihaanun dan Donny Damara berhasil menghipnotis pengemar film Indonesia dalam acara London Indonesian Film Screenings 2013 yang digelar di London University SOAS, Rabu malam.

"Saya senang banyak penonton yang memberikan apreasiasinya," ujar Teddy Soeriaatmadja di London, Rabu malam usai acara pemutaran film yang dilanjutkan dengan tanya jawab.

Putra mantan Dubes RI di Austria yang menyukai film sejak kecil itu mengaku merasa senang film garapannya mendapat tempat di masyarakat pengemar film Indonesia di London. Film Lovely Man juga ikut dalam festival film Teracotta beberapa bulan lalu di London.

"Saya lihat banyak teman teman saya yang juga ikut menyaksikan film yang dibintangi istri Raihaanun," ujar Teddy yang menyelesaikan kuliahnya di jurusan Human Behavior, Newport University, London.

Film yang dirilis 30 September 2011 ini ditonton lebih dari 200 pengemar film Indonesia yang memenuhi gedung College Buildings, Khalili Lecture Theatre, termasuk Wakil Dubes RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia Harry R.J. Kandou.

Film yang pernah mendapat kecaman dari Front Pembela Islam itu disambut antusias kalangan pengemar film tidak saja datang dari London juga Belanda dan negara Eropa lainnya.

Film yang berkisah mengenai seorang gadis pesantren Cahaya yang diperankan Raihaanun pergi ke Jakarta untuk mencari sang ayah Syaiful yang diperankan Donny Damara, yang meninggalkan rumah waktu Cahaya masih berusia empat tahun.

Sesampainya di ibukota, Cahaya menemukan ayahnya jauh dari harapannya. Syaiful ternyata setiap malam bekerja sebagai waria dengan nama Ipuy. Mereka berdua pun berjalan menyusuri jalanan ibukota semalaman, mencoba menemukan kembali ikatan keluarga yang sudah lama hilang.

Menurut Teddy, film digarapnya hanya dalam kurun waktu kurang dari satu bulan dengan biaya yang sangat minim dan bahkan sering kali harus kejar-kejaran dengan petugas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement