REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sky News Arabia, Kamis, menyatakan, stasiun TV itu yang berpusat di Abu Dhabi telah kehilangan kontak dengan tiga anggota awak yang bertugas di Suriah Utara --yang dipandang tempat paling berbahaya bagi wartawan.
Sky News Arabia juga telah meminta bantuan untuk menemukan awak mereka tersebut.
Penyiar stasiun televisi itu mengatakan wartawan Ishak Moctar --warganegara Mauritania, Juru Kamera Samir Kassab --warganegara Lebanon, dan pengemudi berkebangsaan Suriah yang namanya tidak disebutkan atas permintaan keluarganya, hilang sewaktu bertugas di dekat Aleppo, Suriah Utara, Selasa pagi (15/10).
Pemimpin saluran tersebut Nart Bouran mengatakan tim itu sedang menjalankan tugas yang kebanyakan dipusatkan pada liputan mengenai aspek kemanusiaan dari perang saudara 2,5 tahun di Suriah.
"Kami akan terus melakukan upaya untuk menghubungi mereka dan memastikan mereka kembali dengan selamat sehingga mereka dapat melanjutkan pekerjaan penting mereka," kata Bouran, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis.
Kementerian Luar Negeri Prancis pada Rabu (16/10) menyatakan dua lagi wartawan Prancis disandera di Suriah, sehingga jumlah warganegaranya yang disandera di negara Arab tersebut jadi empat orang.
Dua lelaki --Nicolas Henin, yang bekerja buat Majalah Le Point, dan Pierre Torres, yang melaporkan buat stasiun televisi Prancis-Jerman Arte-- disandera pada 22 Juni. Tapi ketidak-munculan mereka sebelum tidak disebar-luaskan.
Dua wartawan lain --koresponden-perang kawakan Didier Francois dan Juru Foto Edouard Elias-- diculik pada awal Juni, saat mereka dalam perjalanan ke Aleppo.
Sky News Arabia menyatakan stasiun televisi yang berpusat di Uni Emirat Arab tersebut mengadakan kontak dengan keluarga wartawan itu untuk memberitahu mereka perkembangan dan upaya paling akhir untuk mengontak mereka.
Suriah adalah tempat paling berbahaya di dunia buat wartawan, kata Komite bagi Perlindungan Wartawan. Sedikitnya 39 wartawan tewas dan 21 lagi diculik pada 2012 baik oleh gerilyawan maupun pasukan pemerintah.
Kebanyakan wartawan yang diculik telah dibebaskan, tapi beberapa orang belum ditemukan