Kamis 17 Oct 2013 14:45 WIB

Waspada, Banyak Jajanan Sekolah Berbahaya

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dewi Mardiani
Jajanan sekolah (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Saiful Bahri
Jajanan sekolah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) DI Yogyakarta (DIY) mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati memilih makanan. Pasalnya, BPOM menemukan banyak makanan dan jajanan sekolah yang mengandung bahan-bahan yang berbahaya.

Apoteker Kepala Seksi Layanan Informasi Konsumen BPOM DIY, Soesi Istyorini, mengatakan ditemukan bermacam-macam jajanan sekolah yang mengandung bahan-bahan berbahaya seperti formalin, borak, dan juga vetsin. "Penjual kurang memperhatikan kebersihan makanan. Di jajanan sekolah juga ditemukan mengandung formalin seperti pengawet mie. Kami juga sering menemukan jajanan di sekolah yang mengandung boraks," katanya, Kamis (17/10).

BPOM melakukan uji laboratorium untuk mengecek bahan makanan yang terkandung dalam jajanan sekolah. Pengecekan tersebut dilakukan menggunakan laboratorium keliling. Ia menambahkan bahan-bahan makanan berbahaya seperti boraks seharusnya digunakan untuk antiseptik atau pengawet kayu. "Tapi di sini ditambahkan di dalam bahan makanan sehingga makanan awet dan kenyal."

Selain itu, ia mengimbau agar masyarakat juga mewaspadai makanan yang kenyal seperti lontong dan bakso. Lantaran pihaknya menemukan adanya boraks di dalam makanan tersebut.

Untuk mengawetkan makanan, menurutnya tidak perlu menggunakan zat-zat yang berbahaya. Namun, dapat menggunakan tepung kanji untuk bahan membuat bakso agar tetap kenyal namun tetap aman.

Makanan ringan yang berasa gurih juga mengadung bahan makanan vetsin. Namun, jumlah vetsin yang diperbolehkan masuk ke dalam tubuh, lanjutnya, hingga saat ini belum diketahui. "Sayangnya belum ada batasan berapa banyak vetsin yang diperbolehkan masuk ke dalam tubuh.

Bahan-bahan berbahaya tersebut tidak memberikan dampak seketika. Namun, dampaknya akan terlihat dalam jangka panjang lantaran tertumpuknya zat-zat berbahaya, sehingga muncul penyakit seperti kanker. Soesi menambahkan efek yang dapat langsung terlihat biasanya disebabkan oleh cemaran mikroba, sehingga dapat mengakibatkan sakit perut.

Soesi mengaku telah menerima beberapa pengaduan terkait adanya zat-zat yang berbahaya dalam jajanan anak-anak. Untuk mengantisipasi beredarnya makanan berbahaya, BPOM juga melakukan pengawasan jajanan anak-anak di 200 sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan edukasi makanan sehat kepada penjual serta anak-anak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement