Kamis 17 Oct 2013 15:03 WIB

Banjir Keringat, Tangis dan Sekarung Titipan Doa di Baitullah

Berdoa di Multazam
Foto: Prasetyo Utomo/Antara
Berdoa di Multazam

REPUBLIKA.CO.ID, Tatkala Matahari rasanya tepat diubun-ubun, lautan manusia yang seakan meluap dan area yang lebih sempit karena renovasi mungkin akan membuat pikiran sejenak untuk mundur.

Tapi tidak, untuk hati yang mantap. Semua itu tidak mengurangkan niat untukk tawaf sunah dan singgah di beberapa tempat seperti Multazam, Hijr Ismail dan Maqam Ibrahim.

Tempat-tempat tersebut adalah tempat mustajab untuk berdoa. Dengan berjubel persiapan doa juga tidak lupa sekarung titipan doa dar isanak keluarga, sahabat dan handai taulan. Kiranya hari ini akan menjadi hari yang panjang.

Panas matahari yang menyengat justru menjadi salah satu trik tersendiri, karena biasanya orang-orang akan lebih enggan untuk bertawaf, juga karena jam makan siang. Jadi insya Allah walaupun masih tetap meluap tapi tidak sebanyak biasanya. Dan ternyata juga setelah kita menjalaninya, panas terik serta keengganan tadi dengan kekuatan ikhlas, kesulitan berubah menjadi kenikmatan.

Ya, karena tidak lagi terasa panas, tidak pula sesak, semua menjadi nikmat. Nikmat, yakin bahwa Allah-lah  yang langsung menjamu tamu-Nya. Menyuguhkan berbagai kenikmatan langsung seperti memenuhi hati kita dengan ketenangan, ketenteraman, rasa syukur dan nikmat ikhlas yang mendalam. Karena memang hanya Allh-lah semata yang dapat memberikan ketenangan.

Ya ,saya mendengar ada seorang teman yang merasa selalu gelisah. Setiap malam dia tidak bisa tidur (insomnia). Dia harus selalu ditemani teman-temannya, dijaga oleh pengawalnya. Padahal jika dilihat dar isegi harta, jabatan serta kekuasaan, seakan dia bisa mendapatkan semuanya.

Tapi kenyataannya, sakinah atau ketenangan/ketentraman hati itu hanya bisa didapatkan jika kita yakin dan patuh kepada Allah SWT. Sebagaimana ayat. "Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mumin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada)." (QS Al Fath : 4)

Kembali ke tempat-tempat mustajab, saya bersimpuh menundukkan hati. "Kuserahkan keluh kesah gelisah ini Ya Rabb, penuhi kekosongan hati ini dg rahmatMU, jika masih tetap kotor dan berlumpur, maka gantilah dengan yang baru. Lahirkan hamba sebagai manusia baru, ya Allah."

Tidak lupa kuserahkan sekarung titipan doa dari sanak keluarga, sahabat dan handai taulan.  "Ijabahlah doa-doa mereka yang menitipkan doanya padaku, berikanlah yang terbaik, bahkan yang lebih baik dr sekedar yang mereka minta. Aamiin ya Rabb."

Tidak ada yang lebih baik dari yang menulis atau pun yang membaca, karena yang lebih baik disisi Alloh adalah yang mengamalkannya.

@erickyusuf

Pendiri yayasan dakwah iHAQi

Penulis buku "99celoteh kang erickyusuf"

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement