REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pelatih tim nasional Swiss Ottmar Hitzfeld dalam jumpa pers pada Kamis mengatakan akan mengundurkan diri setelah Piala Dunia di Brazil pada tahun depan.
Pria Jerman berusia 64 tahun itu, yang merupakan salah satu pelatih tersukses di Eropa, mengatakan ini merupakan keputusan paling sulit di karirnya namun ia dapat "hidup tanpa sepak bola."
Hitzfeld, yang menjuarai Liga Jerman sebanyak lima kali bersama Bayern Munich dan dua kali bersama Borussia Dortmund, serta membawa kedua klub tersebut menjuarai Liga Champions, mengambil alih posisi pelatih Swiss dari Koebi Kuhn pada 2008.
Masa jabatannya dimulai dengan buruk di mana mereka menelan kekalahan saat menjamu Luksemburg di kualifikasi Piala Dunia pada salah satu pertandingan-pertandingan pertamanya, namun mereka mampu bangkit untuk mencapai Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.
Tidak terkalahkan di 14 pertandingan, Swiss menang tujuh kali dan imbang tiga kali pada kualifikasi untuk Piala Dunia 2014 dan mereka juga mengalahkan Brazil pada pertandingan persahabatan yang dilangsungkan pada Agustus.
Hasil-hasil itu membantu mendongkrak mereka ke urutan ketujuh pada daftar peringkat FIFA, dan dengan demikian mereka akan menjadi salah satu tim unggulan pada undian Piala Dunia yang dilangsungkan Desember, mengungguli tim-tim seperti Inggris dan Italia.
"Setelah Piala Dunia di Brazil, saya akan berusia 65 tahun," kata Hitzfeld kepada para pewarta di markas federasi sepak bola Swiss.
"Setelah 30 tahun di dunia sepak bola yang menguras energi, sudah saatnya bagi saya untuk berhenti."
"Saya dapat hidup tanpa sepak bola, ada hal-hal yang lebih penting dalam hidup dan istri saya akan gembira tentang hal ini," tambahnya.
Bagaimanapun, ia akan meneruskan pekerjaannya sebagai analis televisi di jaringan televisi kabel Jerman. "Saya suka melakukan hal ini, saya selalu benar," ujarnya.
Koneksi Swiss
Hitzfeld terbantu oleh kebijakan pengembangan pemain muda Swiss yang berlangsung sukses, yang juga dipuji sebagai salah satu contoh sukses integrasi di negara yang kerap dikritik karena perlakuannya kepada para imigran.
Hampir separuh dari anggota tim Swiss terdiri dari pemain-pemain yang memiliki latar belakang imigran, khususnya Kosovo. Beberapa, seperti Xherdan Shaqiri (Bayern Munich), Blerim Dzemaili, Gokhan Inler, dan Valon Behrami (semuanya bermain di Napoli) telah lulus untuk dapat bermain di klub-klub papan atas Eropa.