REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA--Washington dan Teheran sama-sama bersemangat setelah Iran menyetujui mengadakan perundingan nuklir lagi dengan kekuatan dunia pada bulan depan. Iran juga membuat usul "terobosan" bagi kemungkinan titik pemeriksaan di tempat nuklirnya.
Setelah kesepakatan perundingan pada Rabu, Iran mengharapkan tahap baru dalam hubungan dengan masyarakat internasional. Gedung Putih juga mengakui Iran telah menunjukkan tingkat keseriusan dan substansi lebih tinggi dibandingkan sebelumnya selama dua hari perundingan di Jenewa.
Jerman juga menyampaikan suara positif, dengan mengatakan perundingan terakhir telah meningkatkan harapan bagi penyelesaian diplomatik. Sementara Rusia yang memilih bersikap hati-hati memperingatkan "tidak ada alasan untuk bersorak".
Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Catherine Ashton mengatakan kepada para wartawan bahwa pertemuan berikutnya akan dilangsungkan di Jenewa pada 7 dan 8 November.
Catherine mengacu pada pernyataan bersama yang disetujui antara Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif dan ia sendiri sebagai ketua tim perunding internasional.
Uni Eropa adalah pimpinan kelompok P5+1 --Inggris, China, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat, ditambah Jerman untuk mengadakan perundingan dengan Iran atas aktivitas nuklir negara mullah tersebut. Mereka telah menghabiskan waktu selama bertahun-tahun untuk mencapai kesepakatan di tengah dugaan dan kecemasan bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir.
Iran membantah keras tuduhan itu dan berkeras pula bahwa program nuklirnya dijalankan untuk tujuan-tujuan damai.