REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Pemerintah Turki membantah laporan surat kabar AS yang mengklaim ada pengungkapan sebuah jaringan mata-mata Israel. Jaringan mata-mata itu disebut bekerja dengan Iran di wilayah Turki.
Kolumnis Washington Post, David Ignatius mengatakan pemerintahan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan tahun lalu mengungkapkan identitas 10 intelijen Iran yang bertemu dengan kaki tangan agen Mossad di Turki. Namun, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan tuduhan itu tanpa dasar.
"Kepala intelijen Turki Hakan Fidan dan agen keamanan lain hanya melaporkan kepada pemerintah Turki dan parlemen," ujar Ahmet dikutip Aljazirah, edisi Kamis (17/10).
Tuduhan itu membuat otoritas Ankara marah. Laporan di Wall Street Journal pekan lalu juga mengungkap pemerintah AS khawatir Fidan mengungkapkan informasi sensitif dengan Iran. Otoritas di Ankara yang tidak mau menyebutkan namanya mengatakan artikel tersebut menjadi upaya mendiskreditkan Turki.
"Turki merupakan salah satu kekuatan regional dan ada pusat kekuatan yang tidak nyaman dengan ini," ujarnya.
Laporan itu belum mendapatkan komentar dari Israel. Akan tetapi, Menteri Israel menuduh Erdogan mengadopsi tindakan anti-Israel dalam beberapa tahun terakhir. wakil Menteri Luar Negeri Isreal, Zeev Elkin tidak berkomentar terkait laporan itu tetapi mengatakan hubungan dengan Turki sangat kompleks.