REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam waktu dekat, tongkat komando Polri akan diduduki oleh jenderal baru. Kabareskrim saat ini, Komjen Sutarman resmi disetujui oleh DPR RI untuk duduk di kursi tersebut menggantikan Jenderal Timur Pradopo.
Ragam harapan didapuk pada pundak mantan ajudan eks Presiden RI Abdurahman Wahid ini. Pengamat sosial Devie Rachmawati berujar, secara holisitik kinerja Polri khususnya dalam penindakan pidana sudah dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Kepolisian yang kini lebih terbuka sejak lepas dari ABRI mampu mentransformasi diri menjadi pelayan masyarakat meskipun belum sempurna.
Menurutnya, masih banyak yang perlu dibenahi oleh Polri khususnya nanti saat dipimpin oleh Sutarman. Pengajar di Universitas Indonesia (UI) ini mengatakan, ada kekosongan yang masih belum dapat dihadirkan polisi di tengah masyarakat sejak lama.
“Di tengah ketidakpastian yang ada ini, masyarakat sangat merindukan pahlawan dan polisi sebagai petugas yang memiliki segala bekal untuk mewujudkannya masih belum mampu,” ujar dia kepada Republika di Jakarta Jumat (18/10).
Devie mengatakan, polisi yang merakyat ini menjadi aspek kebutuhan paling penting untuk ada di Indonesia. Sutarman yang berada di level tertinggi kursi kepemimpinan Polri pun diharapkannya dapat senantiasa hadir untuk masyarakat.
Langkah itu dirasa perlu untuk setidaknya memberikan rasa memiliki masyarakat terhadap Polri. Jika masyarakat merasa memiliki Polri, maka kenyamanan pun akan dirasakan.
“Ini berdampak pada tumbuhnya kepercayaan publik pada kepolisian. Jangan biarkan mengkristal, Kapolri baru harus berikan pendekatan-pendekatan nyata,” kata dia.