CANBERRA -- Menteri Imigrasi Australia Scott Morrison menyatakan para petugas di pusat detensi pencari suaka di Pulau Manus, Papua Nugini, kini dalam keadaan aman menyusul adanya insiden di tempat itu Jumat (18/10) pagi. Sebelumnya ada laporan yang menyebutkan adanya ancaman keamanan bagi para petugas namun tidak dijelaskan apakah ancaman itu berasal dari para pencari suaka yang ditahan di sana.
Saat ini Pemerintah Australia hanya akan memberikan keterangan pers mingguan mengenai detail informasi tentang pencari suaka, termasuk jumlah manusia perahu yang datang ke Australia. Kebijakan Pemerintahan Koalisi ini dikecam banyak pihak.
Dalam keterangan pers mingguan, Menteri Morrison mengatakan, "Ada insiden pagi ini di Pulau Manus dan langkah-langkah telah diambil untuk memastikan para petugas dalam kondisi aman". Ia menolak menjelaskan detail insiden dimaksud.
Menurut dia, persoalan ini merupakan urusan pemerintah PNG. "Ini urusan pemerintah PNG untuk menjelaskannya," kata Morrison.
Dalam kesempatan itu dijelaskan sebanyak 73 pencari suaka asal Srilanka telah dikirim kembali ke negara mereka setelah melewati proses keimigrasian awal di Christmas Island.
Keterangan pers mingguan Operasi Keamanan Perbatasan ini juga mengungkap sebanyak 167 pencari suaka tiba di perairan Australia dengan menggunakan tiga perahu dalam satu minggu terakhir.
Komandan Operasi Letnan Jenderal Angus Campbell mengatakan, ini termasuk sebuah perahu yang memuat 79 orang asal Srilanka yang ditangkap Sabtu pekan lalu.
Menurut Letjen Cambell, tidak satu pun dari ke-79 pencari suaka ini memiliki alasan yang sah untuk mengklaim suaka di Australia. Akibatnya, 73 orang telah dipulangkan ke Srilankda dan sisanya masih menunggu sampai kondisi kesehatan mereka memungkinkan untuk dipulangkan.