REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Kanselir Jerman, Angela Merkel, pada Jumat (18/10), setelah pembicaraan dengan Presiden Palestina, Mahmud Abbas, mendesak Israel menahan diri dalam pembangunan permukiman Yahudi.
"Kami menyeru Israel menahan diri dalam pembangunan permukiman," kata Merkel dalam jumpa pers bersama dengan Abbas di Berlin. Pembangunan dimulai di permukiman Yahudi di tanah Palestina, yang diduduki, naik 70 persen antartahun pada semester pertama 2013, kata kelompok penentang permukiman Peace Now pada Kamis.
Pembangunan permukiman di wilayah sesuai dengan wilayah yang ditentukan pada 1967 dianggap tidak sah berdasarkan atas hukum antarbangsa. Masalah itulah menjadi salah satu yang paling memecah belah dalam sengketa Israel-Palestina.
Dengan menyebutnya gelap, Abbas menyatakan pembangunan permukiman Israel di wilayah itu pada kenyataannya meningkat sangat tajam. "Kami meminta pemerintah Israel menghentikan kegiatan itu," katanya kepada wartawan melalui penerjemah.
Perunding utama Palestina, Saeb Erakat, pada Kamis kepada AFP, menyatakan pembangunan permukiman itu menghancurkan upaya perdamaian yang diluncurkan kembali dengan dorongan Amerika Serikat pada Juli.
Merkel menegaskan dukungan Jerman untuk pembicaraan perdamaian, sementara Abbas mengucapkan terima kasih kepada Jerman atas dukungannya. "Kami bersungguh-sungguh dalam upaya melakukan perundingan," katanya, dengan menambahkan bahwa banding seruan kepada pemerintah Israel, "Kita harus merebut kesempatan bersejarah ini."
Abbas pada Kamis mengundang Paus Fransiskus mengunjungi Tanah Suci Yerusalem, seperti undangan Israel. Paus, yang banyak menyerukan perdamaian di Timur Tengah sejak terpilih pada Maret, mengatakan kepada Israel akan berkunjung dan secara luas diperkirakan melakukan perjalanan itu ada tahun depan. "Saya mengundangnya ke Tanah Suci," kata Abbas setelah 30 menit pertemuan pribadi dengan Paus di Istana Kepausan Vatikan, yang adalah pertemuan pertama mereka.