Sabtu 19 Oct 2013 13:35 WIB

Suara Keheningan, Musik yang Buat 'Gravity' Kian Mencekam

Rep: mgrol21/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Potongan adegan dalam film 'Gravity' besutan Alfonso Cuaron
Foto: www.emanuellevy.com
Potongan adegan dalam film 'Gravity' besutan Alfonso Cuaron

REPUBLIKA.CO.ID, Fakta tentang luar angkasa, tak ada seorang pun yang dapat mendengar sebuah teriakan. Itu terjadi karena di luar angkasa tidak ada udara sehingga tidak media untuk mengantarkan bunyi.

Pemahaman ini pula ang menjadi permasalahan bagi para sutradara yang ingin membuat film ilmiah yang akurat mengenai luar angkasa.

Dalam film "Gravity", Alfonso Cuarón masih berterima kasih kepada trik-trik bermanfaat seperti mengisi kekosongan suara dengan musik. “Tidak ada suara di luar angkasa, jadi kami menggunakan nada-nada untuk menyampaikan cerita” kata sutradara “Gravity” seperti dilansir Wired.

Itu berarti bahwa jika ada adegan tabrakan di film, penonton tidak mendengar ledakan sesungguhnya di luar angkasa tapi mereka mendengar ledakan sonik. Kondisi yang sama ketika menggambarkan perasaan cemas, klaustrophobia (ketakutan yang berlebihan akan ruang sempit), dan agoraphobia (ketakutan pada tempat umum yang menurut penderitanya tidak aman) yang munculdi  karakter pemain.

Banyak adegan dalam "Gravity" terlihat menakutkan. Ketika penonton tidak bisa mendengar kengerian pesawat ruang angkasa saat hancur atau pengunci udara yang berterbangan, Price harus mengisi kekosongan menegangkan itu.

“Biasanya, dalam sebuah film laga, Anda sering bersaing dengan ledakan dan Tuhan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, sedangkan musik yang ada pada film ini melakukan hal lain dengan cara yang berbeda” ujar composer “Gravity” Steven Price (foto kanan)

“Menggunakan eksplorasi musik kita mencoba melampaui cara yang biasa. Untuk beberapa adegan di mana ada ledakan, saya  harus melakukan sesuatu agar ledakan  itu harus melekat di hati penonton tanpa ingar bingar."

Usia berdiskusi dengan Cuaron yang juga memiliki ide serupa dengannya mengenai kesunyian,  Price menghilangkan kehadiran satu jenis alat musik: Perkusi. Ia mengatakan perkusi memang intsrumen yang sering digunakan untuk menghindari adegan-adegan klise, tapi untuk mewakili keheningan, perkusi harus disingkirkan.

Mereka menginginkan efek sinematik yang sama tanpa menggunakan trik yang biasa, seperti suara drum yang keras dan simbal yang menghempas. Harus tetap nada yang menakutkan tapi bukan dentuman drum timpani yang sering ada dalam film thriller dan film laga.

Sang komposer yang sebelumnya menangani "Attack the Block" and "The World’s End", juga ditugaskan untuk menyampaikan emosi karakter yang dirasakan meski tidak bisa selalu mengungkapkannya.

Inilah tantangan terberat Price. Ia ditugaskan untuk membuat penonton memahami apa yang dirasakan pemain melalui musik, contohnya pada adegan Dr. Ryan Batu (Sandra Bullock) yang terlihat tertekan saat mengatakan, “Saya yakin kewalahan dengan ruang angkasa ini.”

Alhasil, Gravity tidak hanya berperan sebagai iringan musik, tetapi juga menyediakan efek suara film itu sendiri. Terdapat beberapa suara non-musik yang akan terdengar di ruang angkasa, seperti gesekan yang terjadi pada pakaian ruang angkasa mereka. Semua suara yang terjadi di ruang angkasa terbuka adalah musik Price serta suara dari Stone dan Matt Kowalski (George Clooney)

Price menggunakan campuran suara organik dan elekronik untuk membaurkan suasana alami engan dunia mekanik ruang angkasa. Ada saat di mana Price menggunakan instrument analog seperti cello atau bahkan suara manusia.

Untuk lagu pembuka, “Above Earth”, Price menggunakan lagu yang telah ia garap dan melambatkannya sekitar 1/60 dari kecepatan aslinya. “Pada dasarnya, apa yang Anda dengar adalah antara ruang angkasa dan nada-nada.” Kata Price.

Mungkin salah satu yang menarik dalam "Gravity--contoh suara orang berteriak di ruang angkasa--tidak ada yang mendengar. Ada suara mendesis pada akhir lagu “ISS” yang diciptakan ketika Price menyalurkan suara terompet ke synthesizer tua yang ia pinjam dari seorang teman.

Efeknya mengagumkan dan ia mengaduk bagian akhir musik. Meskipun sulit untuk membedakan, suara bising dapat terdengar pada soundtrack.

“Anda dapat mendengar synthesizer sekarat.” Kata Price. “Kami membunuhnya, ia terus bersinthesis hingga akhir dan menghasilkan suara luar biasa, sayangnya tidak ada seorang pun yang bisa mengulang.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement