ADELAIDE -- Belasan Mahasiswa Malaysia menggelar unjuk rasa memprotes ancaman pemerintah Malaysia diluar tempat Anwar Ibrahim berceramah di Festival Ide di Adelaide.
Anwar Ibrahim, yang selama beberapa dekade mengkampanyekan demokrasi dan kepastian hukum, akhirnya berbicara di Festival Ide Adelaide.
Awal pekan ini, sekitar 90 orang mahasiswa penerima beasiswa dari pemerintah Malaysia menerima email dari konsulat Malaysia yang memperingatkan mereka untuk tidak menghadiri ceramah Anwar Ibrahim.
Mereka diberitahu menghadiri ceramah Anwar Ibrahim dapat mengganggu beasiswa mereka.
Mahasiswa yang berunjuk rasa menggunakan topeng dan memegang poster yang mengatakan mereka tidak akan diam terhadap pemerintah.
Ibrahim menyambut mahasiswa yang berunjuk rasa ketika tiba di festival dan memberikan selamat atas sikap mereka.
Ibrahim mengatakan dia kecewa dan jijik dengan respon pemerintah Australia terhadap ancaman tersebut.
Kemarin, Kementrian Luar Negeri dan Perdagangan hanya menyampaikan satu kalimat terkait insiden ini dengan mengatakan semua mahasiswa di Australia termasuk Mahasiswa Malaysia menikmati semua hak dan kebebasan yang dilindungi hukum di Australia.
Anwar dalam program AM di ABC mengatakan respon itu tidak cukup.
"Saya mengapresiasi respon yang diberikan pemerintah Australia, setidaknya Australia menampakan posisinya yang saat ini diketahui oleh pemerintah dan Mahasiswa Malaysia,” katanya.
"Tapi yang dibutuhkan adalah penegasan dan indikasi kalau sikap pemerintah Malaysia itu salah, dibawah hukum Australia dan tradisi demokrasi, anda tidak bisa membiarkan atau mentolerir hal seperti ini.”
"Jika Australia gagal melakukan hal itu, akan terkesan membiarkan sikap seperti itu dan saya sangat kecewa atas kegagalan pemerintah Australia untuk paling tidak mengatakan “tolong, hentikan instruksi ancaman seperti ini di Australia,” kritik Anwar kecewa.
Ibrahim mengatakan itulah pesan yang seharusnya disampaikan Menteri Luar Negeri Julie Bishop.
"Anda bicara soal mempromosikan demokrasi di Irak tapi anda sepertinya membiarkan tindakan ancaman yang dilakukan pemerintah Malaysia kepada mahasiswanya, yang dilakukan didepan mata kalian sendiri,” tambahnya.
Ibrahim mendorong mahasiswa Malaysia di Australia untuk datang dan berbicara mengenai ancaman yang diberikan pemerintah Malaysia.
"Saya meminta mereka agar datang dalam jumlah banyak , dan kami akan mengangkat masalah ini di parlemen dalam pertemuan pekan depan. Dan meminta parlemen mengungkap insiden ini dan saya memastikan pemerintah Malaysia tidak akan berani menarik atau membatalkan beasiswa atau memulangkan mahasiswa yang hadir dalam pertemuan di Adelaide,” katanya.
Anggota Parlemen Independen, Nick Xenophon mengatakan respon yang diberikan pemerintah Australia sangat kontras dengan respon yang diberikan Amerika Serikat ketika dikunjungi Anwar Ibrahim.
"Ini merupakan respon yang menyedihkan dan hanya akan semakin mendorong perilaku premanisme dan paranoid dari pemerintah Malaysia, "katanya.
"Mahasiwa-mahasiswa ini diintimidasi oleh pesan yang disampaikan pemerintah Malaysia. dan pemerintah Australia tidak memberikan respon apapun.
"Ini sangat kontras dengan yang dilakukan Kementrian Luar Negeri AS ketika Anwar Ibrahim berbicara di Universitas Harvard dan Stanford.
"Pemerintah Malaysia melakukan cara ini kepada mahasiswa Malaysia di AS tapi Pemerintah AS kemudian melakukan intervensi dan mengatakan kepada pemerintah Malaysia kalau cara seperti itu tidak dapat diterima.
"Pemerintah Australia kehilangan keberanian dalam kasus ini, dan sikap Kementrian Luar Negeri ini sangat memalukan,”
Xenophon mengatakan Anwar Ibrahim layak mendapatkan penghormatan dari pemerintah Australia dan Bishop seharusnya langsung menyikapi masalah ini.
Juru bicara Kemenlu Australia mengatakan Menteri Julie Bishop sedang beradai di luar negeri dan komentar yang diberikan sudah tepat.