REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Letjen Marciano Norman bereaksi keras terhadap pemberitaan Subur Budhisantoso. Norman mengatakan, BIN tidak menjemput dan tidak memiliki agenda dengan mantan ketua umum Partai Demokrat tersebut.
Bahkan, BIN akan menempuh langkah hukum terkait informasi yang menyatakan lembaga itu menjemput Subur. "Mungkin kami akan melaporkan ke polisi orang-orang yang telah mengeluarkan berbagai pernyataan yang menyesatkan ini," kata Marciano dalam jumpa pers dadakan di kantor BIN, Sabtu (19/10) malam.
Intinya, kata dia, BIN tidak akan melakukan tugas yang bukan menjadi wewenangnya karena memiliki aturan main. Marciano berbicara dengan nada tegas dan raut wajah yang cukup tegang. "Kami tidak punya kepentingan dengan Pak Subur," katanya lagi.
Ia juga membantah ada undangan dari BIN ke Subur Budhisantoso. Maupun ada agenda dari BIN dengan Subur. Dalam penjelasan terpisah, panitia dialog mengatakan mereka menjemput Subur pada Jumat pagi, pukul 09.00 WIB.
Acara dialog akan berlangsung pukul 13.00 WIB di Duren Sawit. Namun saat ditemui di kediaman, ajudan Subur mengatakan yang bersangkutan sudah dijemput staf BIN. M Rahmad, moderator diskusi mengatakan, ajudan Subur berkata kalau Subur dijemput karena ada pertemuan dengan Kepala BIN pukul 13.00 WIB.
Dalam klarifikasinya ke Republika, Subur membantah kalau ia dijemput oleh staf BIN. Namun ia membenarkan kalau ia ada rapat dengan pejabat BIN pukul 10.00 WIB. Rapat tersebut ditunda sampai pukul 13.00 WIB.
Subur juga mengatakan ia lupa kalau harus hadir dalam acara diskusi PPI. Subur juga mengaku, Jumat itu juga ia terbang ke Pontianak. Ia mengatakan jadi tidak enak dengan situasi yang ditimbulkan. "Karena itu rapat (dengan BIN) rapat biasa," kata Subur.