REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen TNI Marciano Norman menyatakan, menghormati Subur Budhisantoso. Karenanya, tak mungkin BIN menculik mantan ketua umum Partai Demokrat tersebut.
"Saya pribadi sangat menghormati beliau dan pada hari Jumat itu tidak ada diagendakan Kepala BIN untuk menerima Profesor Subur," katanya, Sabtu (19/10) malam.
Sebelumnya, beredar kabar kalau BIN menculik Subur yang hendak menjadi pengisi acara di sebuah diskusi yang diselenggarakan Pergerakan Perhimpunan Indonesia (PPI) besutan Anas Urbaningrum.
"Hal itu sama sekali tidak benar. Tidak benar BIN mengambil paksa, menculik, dan menjemput paksa Profesor Subur," katanya.
Ia menambahkan, telah berkomunikasi via telepon dengan Subur beberapa saat lalu. "Saya sudah berkomunikasi dengan beliau, beliau dalam kondisi baik dan sedang berada di Pontianak dalam acara kader dan dalam kondisi sehat wal afiat," katanya.
Karenanya, ia mengaku kecewa dengan pemberitaan yang dinilai menyudutkan lembaga tersebut. "Saya menyayangkan pemberitaan yang tidak bertanggung jawab," katanya.