Senin 21 Oct 2013 03:03 WIB

Empat Polisi Pakistan Ditembak Mati

Polisi Pakistan berjaga-jaga setelah serang roket menerpa sebuah bandar udara di Peshawar, Pakistan, Sabtu (15/12).
Foto: AP/Mohammad Sajjad
Polisi Pakistan berjaga-jaga setelah serang roket menerpa sebuah bandar udara di Peshawar, Pakistan, Sabtu (15/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PESHAWAR -- Sejumlah orang bersenjata yang berada di satu mobil menembak mati empat polisi di sebuah pos pemeriksan di Pakistan barat laut, Ahad (20/10) waktu setempat.

Penembakan itu berlangsung di Peshawar, ibu kota provinsi Khyber Pakhtunkhwa, dimana militan Taliban beroperasi aktif. "Sedikitnya empat polisi mati syahid setelah orang-orang bersenjata tak dikenal yang berada di satu mobil menembaki mereka ketika mereka diminta berhenti untuk pemeriksaan," kata pejabat senior kepolisian Mohammad Ismail.

Belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, namun militan Taliban yang mengobarkan kekerasan melawan pemerintah secara rutin menyerang polisi dan pasukan keamanan.

Gelombang pemboman akhir-akhir ini di Peshawar menewaskan lebih dari 140 orang.

Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.

Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Alqaidah dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.

Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah barat laut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Alqaidah di kawasan suku barat laut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan AS menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Alqaidah Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement