REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Pengaruh bahasa Inggris dinilai sudah sangat menghawatirkan dan telah sampai ke tahap memanjakan orang Arab, yang semakin nyaman menggunakannya.
"Saya terbiasa melakukan perjalanan bersama istri saya di seluruh negara-negara Timur Tengah. Mereka semua berbicara dengan bahasa Arab. Tapi, sekarang mereka lebih suka menggunakan bahasa Inggris dengan anak-anak mereka. Ini masalah besar," kata Sheikh Mohamed AJ kepada Arabian Business, Senin (21/10).
Mantan menteri yang menulis buku biografi Sheikh Jassim Bin Muhammad Bin Thani, pendiri Qatar ini mengatakan, bahasa Inggris dan budayanya sudah menancap jauh ke dalam peradaban Arab.
Akibatnya, kata dia, terbentuk persepsi bahwa mereka yang tidak mendapat pendidikan ala Barat akan ketinggalan zaman.
"Ini terjadi di semuah wilayah [Arab]," jelasnya.
Untuk mengatasi hal ini, dia mengatakan, saatnya negara-negara Arab memupuk kebanggaan atas jati dirinya.
"Jika anda berasal dari sebuah negara, anda harus bangga. Jika negara itu tidak membuat anda bangga maka buatlah negara itu dapat membuat anda bangga," pungkasnya.