REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan Mabes Polri, Komjen Pol Badrodin Haiti, menyatakan bahwa sebanyak 20 ribu personel Polri bakal dikerahkan untuk mengamankan Pemilu 2014.
"Pengamanan pemilu sudah kita persiapkan, sekitar 20.000 personel sudah kita persiapkan," ucap Komjen Pol Badrodin Haiti menjelang seminar nasional Sespimti Polri di Jakarta, Senin (21/10).
Badrodin mengatakan bentuk pengamanan pun sudah disiapkan untuk mendeteksi kearawanan konflik horizontal. "Sudah ada beberapa deteksi rawan konflik berdasarkan pengalaman lalu dari pilkada sebelumnya," katanya. Namun, dia enggan menjelaskan secara rinci lokasi rawan konflik horizontal tersebut.
Berdasarkan pilkada lalu, lanjut dia, konflik tersebut diidentifikasi dari masalah daftar pemilih, "black campaign", ketidaknetralan dan lainnya. "Tentu menjadi pertimbangan apakah nanti di dalam penyelenggaraan pemilu rawan atau tidak," katanya.
Badroedin mengatakan saat ini pihaknya tengah menyoroti konflik di wilayah, Nduga, Papua karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhi konflik di sana, mulai dari kondisi geografis yang sulit dan kelompok bersenjata. "Namun, polda setempat sudah melakukan langkah antisipasi," tuturnya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Timur Pradopo menyatakan segala bentuk ancaman yang bisa mengganggu jalannya Pemilu 2014 telah diantisipasi. "Saya kira semua sudah terdeteksi dengan baik," kata Timur seraya menambahkan beberapa ancaman yang bisa terjadi di antaranya teror bom dan masalah konflik sosial.
Ia mengajak peran serta masyarakat untuk membantu Polri agar Pemilu 2014 bisa berlangsung aman dan damai. "Ini memang tanggung jawab Polri, tapi juga agar masyarakat membantu mengeliminir," ujarnya. Timur juga mengimbau kepada para kader dari setiap parpol agar mematuhi peraturan kampanye selama masa pemilu, karena memang beberapa faktor mempengaruhi konflik di sana.