REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok oposisi utama Suriah menunda pertemuan internal mereka menjadi awal November pada saat menghadapi tekanan internasional untuk menghadiri perundingan perdamaian dengan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, kata anggota kepada AFP pada Senin (21/10).
"Komite politik kami dan pertemuan majelis umum di Istanbul ditunda hingga awal November," kata anggota Koalisi Nasional Samir Nashar. Kelompok itu sebelumnya akan bertemu pekan ini untuk membicarakan dan mencapai posisi bersama tentang apakah pihak oposisi akan menghadiri konferensi perdamaian internasionional, yang disebut dengan Jenewa 2.
Namun, konferensi negara-negara anggota Friends of Syria, pendukung revolusi menentang Assad, yang berlangsung di London mendesak Koalisi untuk menunda pertemuan mereka di Turki. "Tidak terlalu masuk akal bagi kommite politik untuk melakukan pertemuan tanpa keberadaan komite kepresidenan yang dipimpin oleh ketua Koalisi Ahmad Jarba, kata Nashar.
Jarba akan menghadiri pertemuan London, di mana Friends of Syria berupaya untuk mencapai kesepakatan tentang kerangka kerja pembicaraan Jenewa 2. Koalisi tersebut terpecah tajam menyangkut Jenewa 2. Kelompok oposisi utama, Koalisi Nasional Suriah (SNC), menolak melakukan pembicaraan apapun dengan pemerintah kecuali Presiden Bashar al-Assad mundur.
Anggota Koalisi Nasional dan SNC Nashar mengatakan ada "tekanan internasional" terhadap kelompok SNC untuk mengubah sikap. Namun, tambah Nashar, "Saya masih belum melihat ada tanda-tanda di akhir Jenewa 2, dalam kerangka kerjanya saat ini. "Pada saat ini, satu bagian dari Koalisi berkeinginan untuk berangkat ke Jenewa 2 sementara bagian lainnya tidak mau."
Pihak oposisi sudah sekian lama menuntut agar pembicaraan apapun diarahkan kepada turunnya Assad, namun pemerintah bersikeras hal itu tidak mungkin dilakukan. Sementara Amerika Serikat mendukung revolusi Suriah, Rusia mendukung rezim dan penolakan untuk menghadiri pembicaraan yang akan menuntut Assad mengundurkan diri.