Selasa 22 Oct 2013 13:20 WIB

Pedagang Jamu Adopsi Bayi yang Dibuang

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Citra Listya Rini
Kaki bayi (ilustrasi)
Kaki bayi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Walau hanya bekerja sebagai tukang jamu keliling, Warsini (41 tahun) tidak menolak bayi yang ditemukannya tergeletak di belakang rumah.

Warga Kampung Cimanglid RT 01 RW 02 Desa Sirnagalih Kecamatan Taman Sari Kabupaten Bogor itu menganggap bayi mungil itu bagian rezekinya dari Allah SWT.

''Namanya Muhammad Rizki. Anak saya menambahkan menjadi Muhammad Rizki Saputra,'' kata Warsini sambil menimang bayi seberat 1,7 kilogram dan panjang 40 sentimeter itu.

Wanita yang telah memiliki empat anak itu menceritakan Sabtu (19/10) lalu sekitar pukul 20.00 WIB, ia mendengar suara tangisan bayi di belakang rumahnya. Ragu-ragu ia menghampiri pintu belakang rumah.

Ia sempat berteriak dua kali adakah orang di balik pintu. ''Tidk ada yang sahut, hanya ada suara bayi menangis,'' kata Warsini.

Lalu ia membuka pintu dan mendapati seorang bayi tergeletak di dekat pintu. Ia agak miris sebab bayi lelaki itu hanya dibungkus dua lembar selimut tipis. Padahal, tak lama sebelum kejadian hujan deras baru saja berhenti. Udara terasa dingin. 

Tanah di halaman belakang rumah Warsini pun masih basah. Halaman belakang rumah Warsini merupakan kebun talas dan singkong.

Cepat-cepat ia menggendong dan membawa bayi itu masuk rumah. Ia tak mendapati apa-apa di dekat bayi selain sebuah kantong plastik besar berisi popok, kain, bedak, dan minyak telon.

Esok paginya, ia dan suaminya, Pupon (43) membawa bayi itu ke bidan. ''Bidannya menduga bayi baru berumur tiga hari saat saya temukan,'' kata Warsini.

Warsini dan Pupon berencana merawat dan mengadopsi bayi lelaki itu. Keempat anak mereka pun telah setuju.

Namun demikian, Pupon tetap melaporkan kejadian itu ke Kepolisian dan aparat desa. ''Polisi dan perangkat desa sudah ada yang datang ke sini,'' kata Pupon.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement