REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Kondisi kesehatan Balita (Bawah Usia Lima Tahun) di Kabupaten Klaten memprihatinkan. Ini ditandai data selama kurun Januari-Oktober tercatat 62.588 anak terserang ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut).
Dari jumlah penderita ini, 1.507 anak diantaranya juga terserang penyakit pneumonia (radang paru-paru), hingga mengakibatkan tiga korban meninggal dunia.
Pneumonia, sebuah penyakit pada paru-paru dimana pulmonary alveolus bertanggung-jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi cairan. Radang paru-paru diakibatkan beberapa penyebab.
Termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau parasite. Biasanya, akibat bakteri streptococcus dan mycoplasma pneumoniae.
Ini termasuk penyakit umum. Bisa terjadi seluruh kelompok umur. Dan, merupakan penyebab kematian peringkat atas diantara orang tua dan orang sakit menahun.
''Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus. Pneumonia juga salah satu penyakit ISPA yang memiliki risiko kematian cukup tinggi,'kata Inayati Hasanah Evita Dewi, Kepala Seksi (Kasi) Pengendalian Pemberantasan Penyakit Menular Langsung dan Penyakit Tidak Menular (P2ML dan PTM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Klaten, Selasa (22/10).
Ihwal serangan ISPA dan pneumonia, kata Inayati, hampir merata di seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten.
Menurutnya, kedua penyakit pneumonia dan ISPA sangat rentan menjangkiti balita dibandingkan dengan usia dewasa. Penyakit ini lebih besar menyerang saat cuaca panas.
Inayati menyebutkan, ciri-ciri balita yang terinfeksi penyakit pneumonia yaitu batuk, sesak nafas, nafas cepat, ngorok pada saat tidur, hidung kembang kempis, serta tarikan dinding dada ke dalam.
Sayangnya, pengetahuan masyarakat tentang penyakit pneumonia sangat minim. Bahkan, mereka tidak bisa membedakan antara ISPA biasa dengan pneumonia.
Padahal, sambung Inayati, pihaknya sudah berulang-kali memberikan pengetahuan kepada masyarakat melalui Posyandu maupun bidan desa''.
Kepala Dinkes Klaten, Ronny Roekmito,menambahkan, penyakit ISPA mudah menyerang pada seseorang yang kondisi tubuhnya kurang fit atau lemah. Sedang penularan melalui udara.
''Seseorang yang kondisi tubuhnya lemah mudah terkena ISPA. Berkurangnya cairan dalam tubuh menjadi faktor utama. Sehingga virus mudah tertular,'' kata Ronny.
Ronny menambahkan, sebagai antisipasi pencegahan, masyarakat dihimbau untuk memperbanyak mengkonsumsi air minum. Hal itu sebagai pengganti cairan dalam tubuh yang berkurang akibat meningkatnya produksi keringat.
Musim Pancaroba
Kepala Dikes Kabupaten Sukoharjo, Guntur Subiyantoro, menghimbau warga masyarakat untuk mewaspadai sejumlah penyakit seiring datangnya musim pancaroba. Selain penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), warga juga diminta mewaspadai penyakit ISPA.
Ia menjelaskan, ''musim pancaroba merupakan waktu rawan penyebaran penyakit. Sehingga diharapkan pada bulan September-Oktober ini warga dapat mengendalikan dengan menjaga kondisi dan daya tahan tubuh.''
Salah satu cara menghindarkan penyakit, menurutnya, dengan menjaga kondisi dan daya tahan tubuh. Menjadi kuncinya adalah asupan gizi teratur serta mengkunsumsi vitamin.
Diharapkan, warga dapat mengendalikan. Terlebih waktu ini merupakan pancaroba peralihan musim kemarau menuju musim penghujan yang rawan penyakit.
Dinkes sudah menyediakan obat yang tersebar setiap Puskesmas dalam jumlah cukup untuk menghadapi musim pancaroba ini. Jika terjadi kekurangan di Puskesmas, dapat segera mengambil ke DKK, karena stok masih tersedia.
Obat yang paling sering digunakan, yakni paracetamol dan kontrimoksazol. Jika penyakit yang diderita cukup akut diberikan obat tambahan. Semua persediaan masih cukup, baik di Puskesmas maupun di Dinas Kesehatan Kabupaten.