REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Indonesia saat ini dibayangi ancaman alih fungsi lahan pertanian seluas 4,1 juta hektare (ha). Angka ini merujuk pada kebijakan tata ruang wilayah kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan angka tersebut setara dengan 42 persen total lahan sawah di Indonesia. Kini total luas sawah di tanah air tinggal 8,1 juta hektar. "Padahal laju percetakan lahan sawah baru hanya 30-40 ribu hektare per tahun," ujar Mentan dalam siaran tertulis yang diterima ROL, Selasa (22/10).
Mentan menyebut ancaman ini harus menjadi perhatian serius. Untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional, luas yang ada saat ini jauh dari ideal. Menurut perhitungan tren kebutuhan pangan nasional, hingga 2025 dibutuhkan 4,7 juta ha lahan baru. "Meliputi 1,4 juta ha lahan sawah, 2 juta ha untuk jagung, dan 1,3 juta ha untuk kedelai."
Berdasarkan hitungan tersebut dibutuhkan lompatan pembukaan lahan baru jika ingin pasokan pangan tetap terjamin hingga 2025. Lebih lanjut Suswono menyatakan, saat kontrak kinerja dengan Presiden dirinya mengajukan pembukaan lahan baru untuk pertanian seluas dua juta hektare lahan baru.
Badan Pertanahan Nasional saat itu menyatakan ada 7,8 juta ha lahan yang terindikasi terlantar dengan potensi lahan terlantar yang bisa dialihfungsikan menjadi lahan pertanian mencapai 4,8 ha. Namun janji dua juta hektar hingga saat ini belum terpenuhi."Saya berharap pada puncak peringatan peringatan HPS nanti ada kemajuan. Karena tidak mungkin petani bisa sejahtera jika hanya punya lahan 0,3 ha," ujar Suswono.