REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perum Bulog mengungkapkan hingga 21 Oktober 2013 mampu melakukan penyerapan gabah/beras petani hingga mencapai 3,205 juta ton atau 7,38 persen dari produksi gabah/beras nasional.
Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso di Jakarta, Selasa menyatakan, pada tahun ini produksi padi secara nasional ditargetkan sebanyak 69,27 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau 43,46 juta ton setara beras.
"Pengadaan beras dalam negeri tahun ini selisih 170.350 ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu (Januari-21 Oktober 2012) yang sebanyak 3,37 juta ton," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi IV DPR di Gedung DPR/MPR.
Menurut Sutarto, pengadaan beras dalam negeri setiap tahun selalu mengikuti pola produksi padi yang mana dimulai pada akhir Januari, mencapai puncak pada bulan April atau satu bulan setelah puncak produksi padi.
Berdasarkan angka ramalan (Aram) I 2013, tambahnya, produksi padi nasional tahun ini masih terpusat di Jawa mencapai 52,47 persen, kemudian disusul Sumatera 23,76 persen, Sulawesi 11,21 persen, Kalimantan, 6,87 persen, Bali dan Nusa Tenggara 5,23 persen serta Maluku dan Papua 0,45 persen.
Dia mengakui, tren pengadaan dalam negeri Perum Bulog masih terlihat positif jika dibandingkan peningkatan produksi padi, namun demikian masih menghadapi sejumlah kendala.
Kendala tersebut, tambahnya, antara lain ketersediaan sumberdaya pangan yang makin terbatas seperti lahan kesuburan tanah, air dan pencemaran, kemudian produksi pangan berada pada petani-petani kecil.
Akses petani yang terbatas terhadap lahan, modal, bibit/benih dan teknologi, variasi penggilingan besar dan kecil sehingga kualitas pasca panen yang tidak seragam.
Menurut Sutarto, untuk meningkatkan pengadaan gabah/beras dalam negeri pada 2014 pihaknya siap menerapkan sejumlah strategi antara lain dorong tarik yakni Divre maupun Subdivre melakukan koordinasi dengan instansi atau lembaga yang terkait dengan upaya peningkatan produksi beras guna mendorong petani dan kelompok tani meningkatkan produksi dan menjual gabahnya kepada Perum Bulog.
Kemudian strategi "jaringan semut", yakni kerjasama antara UPGB (Unit Penggilingan Gabah dan Beras) maupun satgas Pengadaan Dalam Negeri dengan Gapoktan dan penggilingan padi kecil yang belum menjadi mitra kerja pengadaan gabah/beras untuk melakukan pembelian gabah kemudian diolah menjadi gabah kering giling atau beras kualitas standar Inpres dan disetor ke gudang Bulog.