REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari The Political Literacy Institute, Gun Gun Heryanto berpendapat survei yang dirilis oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan pada Ahad (20/10) soal capres 2014 menguntungkan Golkar.
Pasalnya, lembaga survei itu tidak memasukkan nama Prabowo Subianto dan Joko Widodo dalam hasil surveinya. "Kalau sejak awal nama-nama itu dieliminir, maka muncul kritik dari masyarakat karena Prabowo dan Jokowi biasanya punya elektabilitas tinggi," ungkapnya dalam diskusi 'Meneropong Independensi Hasil Survei Politik' di Pulau Dua, Senayan, Selasa (22/10).
"Kalau nama Jokowi dan Prabowo dieliminir, maka Ical akan lebih mudah 'head to head' dengan Mega dibandingkan dengan Jokowi atau Prabowo," tuturnya.
Menurut Gun Gun, parameter LSI yang tidak memasukkan Prabowo dan Jokowi dengan alasan karena Jokowi tak memiliki posisi di PDI Perjuangan dan Prabowo yang parpolnya diragukan lolos 'parlementary threshold' adalah penilaian yang kurang tepat.
"Menurut saya, ini agak janggal, jika disebut Jokowi dan Prabowo dibilang capres wacana. Karena Prabawo yang parpolnya di bawah 5 persen dan karena Jokowi bukan ketua DPP atau fungsianoris dari PDIP. Jadi survei ini janggal," katanya.