REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Sosiolog Universitas Gadjah Mada Drajad Sulistyo Widhyarto mengatakan edukasi politik terhadap calon pemilih pemula perlu diperkuat menyusul maraknya kasus korupsi menjelang pemilihan umum 2014.
"Memang perlu upaya untuk menyelamatkan persepsi terhadap kehidupan politik kita, menyusul maraknya kasus korupsi,"kata Drajad di Yogyakarta, Rabu.
Pemilih pemula, menurut dia, merupakan harapan besar berlangsungnya proses demokrasi yang sehat kedepan sebab baru pertama kali akan memanfaatkan partisipasi politiknya dalam pemilihan umum (pemilu) 2014.
"Saya kira pemilih pemula perlu terus menerus diberikan edukasi politik, agar tidak terpengaruh menjadi antipati terhadap politik,"katanya.
Menurut dia proses penyelesaian kasus dugaan korupsi di Mahkamah Konstitusi (MK), serta kasus korupsi lainnya sangat menentukan sejauh mana kepercayaan masyarakat termasuk pemilih pemula terhadap partai politik. Apabila tidak dipenuhi dan cenderung bermasalah dikhawatirkan akan memperbesar apatisme masyarakat.
"Ketika MK dalam kasus Akil tidak dapat diselesaikan dengan baik dan memunculkan polemik baru, maka semakin meneguhkan publik kalau partai tidak memiliki arti banyak dalam memerangi korupsi,"katanya.
Mengacu pada fenomena kasus korupsi yang belakangan masih marak ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), menurut dia, akan mempengaruhi menurunnya minat warga untuk memanfaatkan hak pilihnya dalam pemilu 2014.
"Saya kira itu disebabkan partai sudah nyaris tidak dapat memberikan andil dan bahkan justru banyak yang bermasalah,"katanya.
Sementara itu, kata dia, fenomena saat ini banyak masyarakat yang masih cenderung mementingkan keuntungan pasar dan cenderung individual, daripada mengharapkan keuntungan yang didapatkan dari partisipasi politik