Kamis 24 Oct 2013 17:28 WIB

BI: Temuan Uang Palsu Alami Penurunan

Petugas kepolisian saat mengamankan uang palsu dari pengedar di Jawa Barat.
Foto: Antara/Agus Bebeng
Petugas kepolisian saat mengamankan uang palsu dari pengedar di Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG --Bank Indonesia mencatat temuan uang palsu di Tanah Air dalam tiga tahun terakhir mengalami penurunan yang cukup signifikan. Penurunan itu seiring dengan semakin gencarnya sosialisasi soal uang abal-abal kepada masyarakat

Temuan uang palsu 2010 sebanyak 204.450 lembar, 2011 sebanyak 117.955 lembar, 2012 sebanyak 92.686 dan hingga Juli 2013 sebanyak 62.417 lembar, kata Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia Dian Karmila di Padang, Kamis (24/10).

Ia mengatakan hal itu pada seminar dan lokakarya Implementasi Undang-Undang No 7 tahun 2011 tentang Mata Uang Dalam Penanggulangan Tindak Pemalsuan Uang Rupiah Oleh Aparat Hukum digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah VIII.

Ia menyebutkan rasio temuan uang palsu 2010, 2011 dan 2012 masing-masing sebesar 20,11 dan delapan lembar dalam satu juta lembar uang yang diedarkan.

Sementara, untuk 2013 hingga Juli rasio temuan adalah enam lembar dalam satu juta uang yang diedarkan dimana angka ini lebih tinggi dibandingkan periode 2012 dengan rasio lima lembar dalam satu juta lembar uang beredar .

Dikatakannya, wilayah dengan temuan terbesar pada 2013 yaitu Jawa Timur sebanyak 26,73 persen, Jabodetabek dan Banten 20,36 persen, Jawa Barat 19,54 persen dan Jawa Tengah 16,15 persen.

Lebih lanjut ia mengatakan, berdasarkan hasil analisa cetak pada temuan rupiah palsu, terjadi kecenderungan peningkatan kualitas.

Hal ini terlihat dari kualitas gambar dan warna uang rupiah palsu yang semakin baik disebabkan perkembangan teknologi pencetakan yang mampu menghasilkan kualitas dan gambar resolusi tinggi, kata dia.

Namun demikian, rupiah palsu tersebut masih dapat dikenali tanpa menggunakan alat bantu menggunakan teknik dilihat, diraba dan diterawang (3D).

Ia menambahkan, guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang keaslian rupiah, BI melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat di daerah melalui kesenian tradisional, dan memasukannya dalam materi ajar kurikulum 2013 bagi siswa SMA.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement