REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Tersangka oposisi garis keras membunuh seorang polisi dalam serangan penembakan pada Kamis (24/10) di Semenanjung Sinai, Mesir, tempat tentara berjuang mengatasi kekerasan hampir setiap hari, kata pejabat keamanan.
Serangan di ibu kota provinsi utara, Sinai, El-Arish, itu terjadi sehari setelah oposisi membunuh seorang tentara di Sinai tengah. Penembakan itu, menurut laporan AFP, juga terjadi dua hari setelah bom pinggir jalan menewaskan seorang anggota pasukan keamanan dan seorang warga.
Mesir telah mengerahkan tentara dan kendaraan lapis baja ke Sinai dalam upaya untuk menghancurkan aktivitas oposisi, yang telah melonjak sejak Presiden Mohamed Moursi digulingkan dalam kudeta militer 3 Juli.
Puluhan tentara dan polisi telah tewas dalam serangan harian di dekat daerah sensitif, yang berbatasan dengan Israel dan Jalur Gaza.
Para pejabat mengatakan, pasukan keamanan menemukan sebuah rumah sakit lapangan darurat pada Kamis yang didirikan oposisi di kota Sheikh Zuwayed, antara El-Arish dan perbatasan Gaza. Mereka menemukan peralatan bedah dan persediaan darah di fasilitas lima kamar, kata para pejabat.