REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Budi Susilo Soepandji, mengatakan saat ini pemahaman, pemaknaan dan pelaksanaan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terus memudar.
"Bahkan, ada pihak-pihak yang berupaya untuk menggantikan Pancasila," kata Gubernur Lemhannas dalam sambutannya pada Seminar PPSA XIX/19 di Gedung Lemhannas, Jakarta, Kamis.
Budi enggan menyebutkan pihak-pihak yang ingin menggantikan Pancasila dengan paham yang lebih modern dan radikal tersebut.
"Gerakannya tak perlu disebutkan. Itu suatu bentuk radikalisasi yang menghambat dan tidak setuju Pancasila disosialisasikan kembali karena Pancasila dinilai sebagai warisan Orde Baru sehingga harus diganti," katanya.
"Nilai-nilai Pancasila telah mengalami marjinalisasi dan cenderung ditinggalkan," kata Budi.
Ke depan, Budi mengharapkan Pancasila harus dijadikan sebagai alat pemersatu bangsa yang pluralisme dan multikuturalisme dalam menghadapi multikrisis saat ini.
Selain itu, Pancasila dijadikan sebagai sumber dari segala sumber hukum. Pancasila harus direvitalisasi sebagai jati diri, karakter dan pemersatu bangsa sehingga ketahanan nasional dapat terwujud.