Kamis 24 Oct 2013 20:33 WIB

Monopoli Kata Allah Bagi Muslim di Malaysia Dikritik

Rep: Nur Aini/ Red: Citra Listya Rini
Bendera Malaysia
Foto: 360celsius.com
Bendera Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Keputusan pengadilan Malaysia yang hanya memberi izin bagi Muslim untuk menggunakan kata 'Allah' untuk menyebut Tuhan menimbulkan kritik dari akademisi dan para komentator.

Pengadilan Malaysia pekan lalu menyatakan kata Allah tidak menjadi bagian integral dari kenyakinan Kristen. Keputusan itu melarang surat kabar Katolik Roma berbahasa Malaysia menggunakan kata tersebut.

Sejak itu, kebingungan terjadi pada penafsiran putusan dengan banyaknya pandangan yang berbeda antara menteri pemerintah, pengacara, dan otoritas Muslim. Keputusan itu menantang hak-hak keagamaan di negara yang memiliki minoritas etnis Cina dan India tersebut.

Komentator di beberapa negara yang menerapkan Islam lebih ketat dibanding Malaysia mengecam keputusan tersebut dengan alasan kata Allah telah digunakan oleh agama yang berbeda selama berabad-abad. Warga Kristen di Malaysia bagian timur, Sabah dan Sarawak telah menggunakan kata itu dari generasi ke generasi seperti warga Kristen di Timur Tengah.

Reza Aslan, seorang teolog Muslim terkemuka di AS menyebut keputusan itu merupakan keputusan politik dan membuat Malaysia menjadi bahan tertawaan internasional. "Ini memalukan... itu tidak layak untuk sebuah negara besar seperti Malaysia," katanya dilansir Al-Arabiya, Kamis (24/10).

Menurut Reza, putusan pengadilan berdampak negatif bagi negara yang menjadi model bagi umat Islam di seluruh dunia tersebut. Reza mencatat bahwa kata Allah secara harfiah berarti tuhan dan dengan demikian tidak dapat dianggap sebagai nama.

"Ini hampir menjadi pikiran menghujat untuk menganggap Tuhan memiliki nama," ujarnya.

Putusan pengadilan datang setelah Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak mencari dukungan pada mayoritas etnis Melayu dan mengamankan dukungan untuk pemilihan nasional Mei mendatang.

Pemimpin oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim mengatakan dalam opini pekan ini bahwa akademisi Muslim di luar Malaysia menganggap isu "Allah" tidak masuk akal. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement