REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Yaya Toure tampaknya masih geram setelah jadi korban rasisme ketika bertandang ke Stadion Khimki Arena dalam pertandingan Liga Champions melawan CSKA Moskow beberapa waktu lalu. Gelandang Manchester City tersebut telah memperingatkan kalau Rusia bisa saja menghadapi boikot Piala Dunia 2018 oleh para pemain kulit hitam.
"Tindakan rasisme kerap terjadi di Rusia dan seharusnya pemerintah setempat bisa mengatasi masalah ini. Jika tidak, mungkin kami tidak akan datang ke Piala Dunia di Rusia," ujar Toure, dilansir Daily Mail, Jumat (25/10).
Pihak City telah membuat pengaduan tertulis terkait insiden rasisme itu kepada UEFA. Namum, Media Manajer CSKA Moskow, Michael Sanadze mengklaim, pendukung mereka tidak melakukan tindakan rasisme yang ditujukan kepada Toure. Mereka justru terkejut dengan tuduhan yang dilontarkan oleh pemain asal Pantai Gading tersebut.
"Setelah mempelajari dari video pertandingan, tidak ada tindakan rasisme yang dilakukan oleh pendukung kami," kata Sanadze.
Meski pun kedua pihak saling melempar alasan, UEFA tetap akan melakukan penyelidikan insiden ini, Rabu (30/10). Sekaligus berupaya untuk melakukan konfrontasi antara keduanya. Belum diketahui apakah Rusia dicoret menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Namun, Federasi Sepakbola Rusia berharap hasil penyelidikan UEFA tidak merugikan negara mereka.