REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman, mengatakan, hingga akhir 2014, pemenuhan alat utama sistem senjata baru TNI AD mencapai 15 persen dari peralatan yang dimiliki.
Menurut dia, penggantian alusista tidak hanya bertumpu pada alutsista tempur melainkan juga alat komunikasi dan intelijen. Saat ini, TNI AD sedang berupaya untuk menghadirkan satelit yang tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi namun juga difungsikan sebagai satelit pengintai.
Ia menjelaskan khusus satuan Infantri AD, hampir semua peralatan maupun persenjataan sudah menggunakan produk dalam negeri.
Budiman berharap, di kemudian hari TNI AD juga mampu mengembangkan peralatan maupun persenjataan dari kesatuan lain untuk dibuat di dalam negeri.
"Kami akan mencoba lakukan riset dengan berbagai universitas yang dilakukan direktorat peralatan, perhubungan, zeni, kesehatan dan perbekalan," ucap KSAD.
Dalam waktu enam bulan kedepan, riset tersebut diharapkan dapat menghasilkan alat bantu yang bisa digunakan bagi TNI AD.