REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, membutuhkan 8,1 juta tablet obat pembasmi cacing mikro filaria. Kebutuhan tersebut, untuk setahun masa pengobatan. Pasalnya, wilayah ini telah dinyatakan endemis penyakit kaki gajah. Sebab, sampai saat ini telah ditemukan 43 kasus warga yang terinfeksi mikro filaria tersebut.
Dadang Wahyudin, Programer Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Dinas Kesehatan Karawang, mengatakan, karena sudah endemis, rencananya November mendatang akan diadakan pengobatan massal. Seluruh warga Karawang, dianjurkan untuk mengkonsumsi obat tersebut. Adapun target sasaran pengobatan itu sebanyak 1,7 juta jiwa. Sedangkan penduduk yang beresiko terinfeksi mencapai 37.552 jiwa.
"Makanya, untuk pengobatan massal itu kami membutuhkan 8,1 juta tablet obat. Terdiri dari 5,9 juta tablet DEC serta 2,2 juta tablet Albendazol," ujarnya, Jumat (25/10).
Pengobatan massal itu, akan dilakukan di seluruh 50 puskesmas yang ada di Karawang. Selain petugas medis, pada saat pengobatan itu akan dikerahkan sedikitnya 8.025 kades posyandu.
Pasalnya, pengawasan akan ditingkatkan pascapemberian obat. Mengingat, obat pembasmi mikro filaria ini memiliki efek samping yang lumayan. Yaitu, pengkonsumsinya akan merasakan mual serta pusing. "Apalagi, jika warga tersebut sudah positif terinfeksi mikro filaria. Efek tersebut akan sangat terasa. Jika, yang tidak terinfeksi tak akan merasakan efek pascameminum obat tersebut," jelasnya.