Sabtu 26 Oct 2013 13:10 WIB

SBY Sebut Selama Dua Tahun Demokrat Dihabisi Media

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
  Ketua Umum DPP Partai Demokrat terpilih Susilo Bambang Yudhoyono, menyampaikan pidato politik dalam Kongres Luar Biasa di Sanur,Denpasar,Sabtu(30/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Ketua Umum DPP Partai Demokrat terpilih Susilo Bambang Yudhoyono, menyampaikan pidato politik dalam Kongres Luar Biasa di Sanur,Denpasar,Sabtu(30/3). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai dalam dua tahun terakhir media massa selalu menyudutkan partainya.

"Selama dua tahun partai kita dihabisi lawan politik dan media massa. Sebagian ada di depan saya (wartawan yang meliput)," kata SBY dalam acara Temu Kader Partai Demokrat di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (26/10).

SBY mencontohkan soal pemberitaan korupsi yang dilakukan oknum kader partainya. Partai Demokrat selama ini, menurut dia, telah berupaya menjadi partai yang bersih dan bebas korupsi.

Partai menindak kader-kader yang terlibat korupsi dan mendukung penuh pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK, polisi, maupun jaksa. "Meskipun pahit dan sedih Partai Demokrat tidak lindungi kader yang lakukan kejahatan. Ketika ada kader yang salah meski lakukan pembelaan tapi tidak mau menuding ke sana ke sini. Tidak pernah," ujar SBY.

Sayangnya, lanjut SBY, upaya yang dilakukan Partai Demokrat ini malah membawa citra partainya semakin terpuruk. Media massa acap menuding Demokrat sebagai partai korup. "Yang membenahi diri dan membantu penegakan hukum malah diangap partai salah dan korup," kata SBY.

Di hadapan para jurnalis dan ribuan peserta Forum Temu Kader Demokrat, SBY bertanya, "Benarkah hanya Partai Demokrat yang melakukan korupsi?".

"Apakah pihak-pihak lain semuanya bersih dan tidak lakukan korupsi?"

"Mengapa Partai Demokrat menghabisi, adilkah seperti itu?" tanya SBY lagi.

Ketiga pertanyaan itu seluruhnya mendapat jawaban 'tidak' secara serempak dari peserta.

SBY meminta kader Demokrat tidak diam dengan penyudutan yang dilakukan media massa. "Kalau kita tahu tidak adil dan serangan ke partai kita melampaui batas, maka partai harus bicara. Jangan hanya diam dan tiarap," ujarnya

SBY mengatakan kader Demokrat yang hanya diam dengan penyudutan media massa bisa jadi ikut terlibat korupsi. "Mungkin yang takut dan tiarap adalah kader yang korupsi," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement