REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Bisnis Online Travel Agent (OTA) mulai diminati di Indonesia. Sekalipun peminatnya masih kecil, sekitar 12 persen namun prospek ke depan layanan ini dinilai sangat menjanjikan.
''Kalau dibandingkan dengan sejumlah negara seperti Inggris, pengguna OTA di Indonesia masih kecil. Di inggris 78 persen traveller menggunakan OTA untuk booking dan keperluan perjalanan,'' kata pendiri happyholiday.travel, Arnold Sebastian Egg.
Ia optimistis ke depan pengguna OTA akan terus meningkat, karena potensi pengguna OTA di Indonesia sangat besar. Sebastian mengaku rajin berkampanye OTA di berbagai event, antara lain ajang Indonesia Travel Holiday Fair( ITHF ) yang berlangsung di Jakarta 25-27 Oktober.
Ia menyebut edukasi OTA masih diperlukan. Disisi lain pihaknya juga ingin mendapatkan feedback publik mengenai layanan booking secara online. ''Sekaligus mengenalkan fitur fitur apa yang bisa digunakan di website kami,'' kata pria yang akrab disapa Arno ini.
Dari pengamatan Arno, perkembangan layanan ini makin membaik dan menjadi pilihan masyarakat. ''Masyarakat kian sadar bahwa aktifitas traveling bisa juga dilakukan secara online,tanpa perlu lagi direpotkan dengan pemesanan via agen offline,''katanya.
Apalagi, katanya, booking melalui OTA lebih murah dibandingkan dengan booking langsung ke hotel. ''Diskon tarif bisa sampai 70-an persen dari harga yang di publish hotel. Ini menjadi salah satu daya tarik hotel,'' katanya.
Ia menambahkan, dengan layanan online masyarakat bisa langsung menentukan pilihan hotel dan aktifitas liburan yang sesuai dengan budgetnya. ''Kita bisa mengecek dan melakukan booking via online, '' katanya kemudian.
Diminta tanggapanya mengenai keluhan bahwa pengguna jasa OTA sering terjebak, karena masih harus membayar lagi saat akan booking. Sebastian mengatakan bahwa hal ini sering terjadi karena tidak ada transparasi tarif. Sehingga pemesan harus membayar lagi saat booking. '
'Kami transparan kok. Seingga tarif yang dibayarkan ya tarif saat check in,'' katanya.Ihwal Happyholiday.travel sendiri Sebastian enggan berkomentar soal target. Ia hanya menjelaska bahwa pihaknya telah menjalin kerja sama dengan 150 ribuan hotel diseluruh dunia.