REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemain Manchester City, Fernandinho mengaku turut bersedih akan aksi rasisme yang menimpa Yaya Toure saat bertandang ke CSKA Moscow, beberapa waktu lalu.
"Ini sulit dipercaya. Pada 2013, ternyata kami masih saja menemukan hal-hal seperti itu. Karenanya, ini saatnya bagi kami untuk segera melakukan sesuatu demi mengakhiri segala rasisme dalam sebuah permain sepak bola," kata Fernandinho seperti dikutip Dailymail, Sabtu (26/10).
Gelandang berusia 28 tahun itu juga mendukung segala langkah yang akan diambil Yaya, termasuk memboikot Piala Dunia 2018. Bahkan, Fernandinho mengaku siap bergabung dengan aksi boikot tersebut.
"Saya sebenarnya tak ingin aksi boikot itu benar-benar terjadi. Karena kami tidak ingin banyak orang bertalenta di dunia sepak bola gagal beraksi lantaran Piala Dunia 2018 batal digelar. Tapi aksi ini perlu dilakukan supaya UEFA dan FIFA segera bertindak terkait masalah ini," katanya.
Menurut dia, FIFA dan UEFA harus memberikan sanksi tegas kepada para pelaku rasis yang terjadi di Stadion CSKA Moscow, beberapa hari lalu. Sanksi ini dilakukan sebagai efek jera. Ia juga menyarankan kepada FIFA dan UEFA agar membuat langkah antispasi agar kejadian seperti itu tak terulang kembali.
"Jika pada 2018, tetap belum ada perubahan soal rasisme itu, maka saya akan mendukung aksi pemboikotan tersebut," ungkapnya.