Ahad 27 Oct 2013 23:09 WIB

Koalisi Jerman Menuntut Penyelidikan Kegiatan Spionase AS

Rep: Ichsan Emerald Alamsyah/ Red: Dewi Mardiani
Kanselir Jerman Angela Merkel (kiri) tengah berbincang dengan Presiden AS, Barack Obama.
Foto: AP PHOTO
Kanselir Jerman Angela Merkel (kiri) tengah berbincang dengan Presiden AS, Barack Obama.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Koalisi Jerman mengaku kecewa dengan kemungkinan upaya penyadapan Kanselir Angela Merkel. Dikutip dari Der Spiegel, Jerman perlu menghukum AS sebagai konsekuensi memata-matai telepon genggam Merkel.

Partai CSU (Christian Social Union), bagian dari koalisi, bahkan mengusulkan untuk menghentikan negosiasi perjanjian perdagangan bebas. Demikian juga dengan usulan dari wakil Presiden-Menteri Bavaria, Ilse Aigner dari CSU. Menurut dia, tuduhan tersebut benar-benar terselesaikan.

Pemimpin Partai kiri tengah SPD, Sigmar Gabriel, menyatakan sulit membayangkan Jerman memiliki perjanjian itu. Apalagi jika negara itu membahayakan kebebasan warga Jerman. Menteri Dalam Negeri Jerman, Hans Peter Friedrich, mengancam AS karena melanggar hukum Jerman. Menurut dia jika mata-mata AS mendengarkan pembicaraan rakyat Jerman, maka mereka melanggar hukum di tanah negeri itu.

Selain itu ia mengatakan AS juga melanggar kedaulatan Republik Federal dan jelas tak bisa diterima. ''Mendengarkan adalah suatu pelanggaran pidana dan mereka yang harus bertanggung jawab,'' kata dia, dikutip dari Der Spiegel Online, Ahad (27/10).

Ia menyatakan para politisi CSU menuntut penyelidikan penuh atas tuduhan itu. Selain itu AS juga harus memberikan jawaban di mana dan sejauh mana mereka merekam komunikasi warga dan pejabat negara.

Rakyat Jerman juga bereaksi terhadap kemungkinan AS memata-matai hubungan telepon Merkel. Menurut survey Demo Copy Institut, mayoritas rakyat Jerman meminta Pemerintah menunda perjanjian perdagangan. Jumlah mereka yang meminta penundaan sebesar 58 persen. Sedangkan 25 persen menganggap langkah tersebut tak tepat.

Pada survey yang sama 62 persen rakyat Jerman menganggap reaksi keras Kanselir Jerman dalam percakapan telepon dengan Barack Obama sudah tepat. Sedangkan 25 persen lainnya menilai Merkel terlalu lunak.

Sebelumnya Berdasarkan dokumen yang dimiliki Der Spiegel, nomor telepon genggam Merkel telah terdaftar di Daftar Koleksi Khusus (SCS) Badan Keamanan Nasional (NSA). Nomor tersebut tersimpan semenjak 2002 ditandai dengan sebutan GE Kanselir Merkel. Malah nomor tersebut belum dihapus, ketika Presiden Barack Obama melawat ke Jerman, Juni lalu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement