Ahad 27 Oct 2013 23:57 WIB

10 Ribu Pekerja Batam Akan Ikut Aksi Mogok

Hari Buruh Internasional. Ilustrasi.
Foto: Reuters
Hari Buruh Internasional. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Sekitar 10.000 pekerja di Kota Batam Kepulauan Riau ikut dalam aksi mogok kerja nasional mulai Senin (27/10), menuntut kenaikan upah 50 persen, pemberlakuan BPJS, penolakan ousorcing dan penetapan UU Tenaga Kerja Rumah Tangga.

"Ada 7.000 sampai 10.000 pekerja mogok besok, masih pemanasan belum secara menyeluruh," kata Koordinator Garda Metal Serikat Pekerja Metal Indonesia Batam Suprapto di Batam, Ahad (27/10).

Ia mengatakan sejak Senin (28/10) sampai Kamis (31/10), hanya sebagian pekerja Batam yang ikut berunjuk rasa. Dan mulai Jumat (31/10) sampai Sabtu (1/11), ratusan ribu pekerja akan ikut serta.

Pekerja yang melakukan mogok mereka yang bekerja pada kawasan industri Tanjunguncang, Muka Kuning, Panbil, Batu Ampar, Batam Centre hingga Kabil.

Pekerja menyadari mogok masal akan berdampak pada berhentinya produksi pabrik. Namun menurut dia, aksi mogok terpaksa dilakukan karena empat tuntutan pekerja tidak diindahkan pemerintah.

"Kami sudah menyampaikan ini dari jauh-jauh hari tapi ternyata pemerintah tetap tutup mata," kata dia.

Dalam mogok, pekerja akan berkumpul di sekitar kawasan industri galangan kapal di Tanjunguncang untuk menyampaikan orasi. Ia mengatakan memilih Tanjunguncang karena di lokasi itu banyak terjadi praktek outsorcing.

Sebelumnya, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengatakan aksi mogok nasional oleh gabungan serikat buruh nasional akan dilaksanakan sebelum pemerintah mengumumkan penetapan upah minimum pada 1 November.

"Mogok nasional pasti dilaksanakan. Jumlahnya sekitar tiga juta orang di 200 Kabupaten-Kota. Kita akan tingkatkan dan di 20 provinsi. Mogok di pelabuhan seluruh Indonesia, bandara-bandara, kantor-kantor, pabrik-pabrik pasti akan terjadi," kata Said Iqbal.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement