REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Keamanan Nasional (National Security Agency/NSA) Amerika Serikat kembali membantah berita yang menyebutkan bahwa Presiden Barack Obama membiarkan penyadapan kepada Kanselir Jerman Angela Merkel berlangsung.
Juru bicara NSA Vanee Vines, di Washington, menyanggah bahwa Direktur NSA Jendral Alexander memberitahu Presiden Obama soal operasi intelijen tersebut.
"Alexander tidak berdiskusi dengan Presiden Obama pada 2010 dan membiarkan operasi intelijen yang melibatkan Kanselir Jerman Merkel, dia juga tidak pernah berdiskusi tentang operasi yang terkait dengan Kanselir Markel,"ujar Vines, dikutip dari yahoonews.
Salah satu koran di Jerman, Bild am Sonntag, mengutip sumber dari pejabat Amerika Serikat yang mengatakan, Direktur Badan Keamanan Nasional (National Security Agency/NSA) Jendral Keith Alexander telah memberitahu Obama terkait operasi intelijen pada 2010.
"Obama tidak menghentikan operasi tersebut tapi membiarkannya berlangsung,"ujar koran tersebut yang mengaku mengutip pejabat tinggi NSA.
Poling yang dilakukan oleh Majalah Jerman Der Spiegel melansir, terdapat 60 persen warga Jerman yang percaya skandal tersebut akan merusak hubungan bilateral kedua negara.
Mingguan Der Spiegel melaporkan bahwa dokumen NSA bocor menunjukkan ponsel Merkel telah muncul pada daftar target mata-mata untuk lebih dari satu dekade. Merkel bahkan masih disadap seminggu sebelum Obama mengunjungi Berlin pada bulan Juni.