Senin 28 Oct 2013 16:02 WIB

HMI: Sumpah Pemuda, Momentum Kesadaran Masa Depan

HMI
Foto: IST
HMI

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Peringatan Hari Sumpah Pemuda bagi Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Muhammad Rosyid Hasan sebagai momentum untuk membangun kesadaran masa depan di tengah karut marut bangsa ini.

"Dari masa ke masa, permasalahan yang dihadapi bangsa ini sudah cukup berat. Tetapi, permasalahan yang dihadapi di zaman reformasi ini jauh lebih memprihatinkan dibandingkan masa-masa sebelumnya," tegasnya di Makassar, Senin.

Rosyid menyatakan, permasalahan yang dihadapi bangsa cukup kompleks karena permasalahan itu sudah menyentuh semua aspek yakni politik, ekonomi, sosial, hingga pendidikan dan kebudayaan.

Bukan cuma itu, permasalahan yang kompleks itu juga sudah terjadi di hampir seluruh daerah di Indonesia, mulai Sabang sampai Merauke. Bahkan lembaga negara juga ikut menggerogoti bangsa ini.

Pilar bangsa yang dimaksudnya telah ikut berperan dalam kerusakan dan permasalahan bangsa ini yakni lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Terbukti dengan banyaknya pemberitaan lewat media, baik cetak maupun elektronik silih berganti memberitakan korupsi ketiga lembaga itu.

"Apa jadinya jika tiga lembaga negara yakni eksekutif, legislatif dan yudikatif turut serta dalam membuat karut marut bangsa ini? Padahal kita sebagai warga negara bangsa ini seharusnya menggantungkan harapan pada mereka," katanya.

Ia mengatakan, jika selama ini bangsa menganut tiga cabang kekuasaan yakni Trias Politica kini sudah bergeser dan telah menganut paham lain yakni Trias Corruptica.

Ketiga lembaga kekuasaan itu masing-masing legisla-thieves, execu-thieves, dan judica-thieves. Arti kata thieves sendiri disebutnya sebagai pencuri atau dengan kata lain korupsi.

"Jika Sumpah Pemuda yang dibangun dengan slogan 'satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa' untuk melawan penindasan, kezaliman, dan eksploitasi penjajah di masa lalu. Semangat itu perlu ditafsirkan ulang melihat ke Indonesiaan kita kini. Utamanya dalam rangka menciptakan Indonesia yang adil dan makmur," ujarnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement