Senin 28 Oct 2013 21:50 WIB

Sutan Bhatoegana: Mas Anas Tidak Perlu Merasa Dizalimi

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Citra Listya Rini
Sutan Bhatoegana
Foto: Republika/ Yogi Ardhi
Sutan Bhatoegana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua DPP Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana percaya polemik antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Anas Urbaningrum tidak akan berpengaruh terhadap elektabilitas partainya. Menurutnya, naik turunnya elektabilitas Demokrat bergantung pada perilaku kader sendiri.

“Yang bikin turun bukan polemik, tapi justru kader yang korupsi,” kata Sutan ketika dihubungi Republika di Jakarta, Kamis (28/10).

Sutan tidak menutup kemungkinan pernyataan SBY tentang adanya mantan kader Demokrat yang  gemar menyerang Demokrat di arahkan kepada Anas. Menurutnya, pernyataan merupakan sinyal dari SBY agar melawan segala bentuk serangan yang dilakukan kelompok Anas Cs.

“Beliau katakan yang seperti ini sebaiknya dilawan. Kalau dikonotasikan ke Anas mungkin saja,” ujar Sutan.

Sutan mengatakan selama ini Demokrat selalu menghormati Anas. Berhentinya Anas dari jabatan Ketua Umum Demokrat bukan karena campur tangan SBY. Berhentinya Anas murni karena penetapan tersangka Anas oleh KPK.

Sutan menjelaskan, sesuai pakta integritas Demokrat, setiap fungsionaris partai yang berstatus tersangka wajib nonaktif dari kepengurusan. “SBY tidak pernah meminta KPK menjadikan dia tersangka,” katanya.

Berangkat dari kejadian tersebut, Sutan meminta Anas Cs berhenti menyerang-nyerang Demokrat. Anas menurut Sutan sebaiknya membesarkan Ormas Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) dengan cara yang elegan. Bukan dengan menyindir-nyindir Demokrat dan Pemerintahan SBY.

“Kelompok Mas Anas tidak perlu merasa dizalimi. Mereka berorganisasi dengan saling menghargai. Bukan Cuma mengkritik,” katanya.

Ketimbang sibuk mengkritik Demokrat dan Pemerintahan SBY, Sutan menyarankan agar Anas fokus menyelesaikan kasus hukum yang dihadapinya di KPK. “Mudah-mudahan mereka menyelesaikan kasus hukumnya. Jangan lagi urus rumah tangga Demokrat,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement