REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Turki, Selasa, akan meresmikan beroperasinya terowongan bawah laut pertama di dunia yang menghubungkan dua benua.
Peresmian ini sekaligus menandai terpenuhinya cita-cita nenek moyang negara ini yang pernah berusaha merencanakan pembangunan itu tapi terkendala masalah teknologi.
"Nenek moyang kami telah memulai proyek ini. Tapi kami yang harus menyelesaikannya," kata Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengenai peresmian jalur terowongan kereta api yang menghubungkan benua Asia ke Eropa, muncul di Istanbul.
Secara kasar, proyek ini pernah dimimpikan Sultan Uthmaniyah, Abdoul Medjid, 150 tahun yang lalu, tahun 1860, namun terkendala masalah teknologi dan dana, dilaporkan Middle East Online, Senin (28/9).
Erdogan, pada saat menjabat walikota Istanbul tahun 2004, menghidupkan kembali proyek ini yang terintegrasi dengan pembangunan bandara udara ketiga kota itu, terowongan paralel dan jembatan ketiga.
Pembangunan ini dikritisi lawan politiknya sebagai proyek mercusuar berbau fir'aunisme.
Beberapa rencana pembangunan bersejarah dicoba digagalkan oleh pihak oposisi dengan demonstrasi massa Juni lalu, bersamaan dengan momen-momen penggulingan Presiden pertama terpilih secara demokratis di Mesir, Muhammad Mursi.
Demonstran mengeluh dan menuduh pembangunan tersebut mengusir orang dari rumah-rumah dan menghancurkan kawasan-kawasan hijau.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe direncanakan akan hadir dalam peresmian itu, karena Bank of Japan ikut mendanai 1 miliar dolar US dari rencana biaya 3 miliar euro.