Selasa 29 Oct 2013 21:54 WIB

Harga Sapi Melonjak Akibat Permintaan Indonesia

Red:
Peternakan Sapi
Peternakan Sapi

CANBERRA -- Harga sapi ekspor di Australia melonjak ke kisaran $2,1 AUD atau setara Rp21 ribu perkilo akibat meningkatnya permintaan dari Indonesia yang mencapai level tertinggi sejak 2011 ketika larangan ekspor sapi diberlakukan secara sepihak oleh Australia.

Laporan dari Indonesia yang diperoleh ABC menyebutkan akan adanya izin impor bagi tambahan 100 ribu ekor sapi kuartal terakhir 2013 ini. Namun angka pastinya memang belum dikonfirmasi.

Asosiasi Eksportir Ternak Australia (ALEC) menyatakan tambahan izin impor itu di luar dari 46 ribu ekor yang diizinkan sebelumnya.  Menurut Sid Parker, dari South East Asian Livestock Services, tambahan izin dari kurangnya pasokan sapi di utara Australia merupakan faktor melonjaknya harga. "Tahun ini tidak diperkirakan sama sekali harga akan melebihi $1,90 AUD perkilo. Tapi begitu Indonesia membuka pintu dengan tambahan izin impor ini dan karena kurangnya pasokan, menyebabkan banyak orang mau membeli semua persediaan ternak dan memicu kenaikan harga," jelas Parker.

Ia menambahkan, harga pada kisaran sekarang merupakan yang tertinggi sejak tahun 2011.

Luke Bowen, dari Asosiasi Peternak Northern Territory mengatakan Indonesia ingin secepatnya menurunkan harga daging di pasaran di Indonesia. "Permintaan sapi semakin tinggi setiap harinya," kata.

Sid Parker menambahkan, kalangan industri ternak di Australia berharap Indonesia meninjau kembali ketentuan berat badan bagi sapi-sapi impor. Saat ini dengan ketentuan tersebut, berat badan sapi yang bisa masuk tidak boleh lebih dari 350 kg.

Bergairahnya kembali industri ternak sapi di Australia karena permintaan pasar dari Indonesia ini akan menjadi kabar baik bagi kalangan industri yang akan melakukan pertemuan tahunan pekan ini.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement